Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Lima Dampak Fatherless terhadap Anak


Topswara.com -- Konsultan dan Trainer Keluarga Sakinah, Ustazah Dedeh Wahidah Achmad, memaparkan lima dampak fatherless terhadap anak.

"Fatherless adalah ketiadaan figur dan peran ayah dalam kehidupan seorang anak, dan setidaknya ada lima dampak fatherless terhadap tumbuh kembang anak," tuturnya dalam Tsaqafah Islam bertajuk Dampak fatherless terhadap Tumbuh Kembang Anak, di kanal YouTube Muslimah Media Center, Ahad (13/10/2022).

Menurutnya, yang pertama, adalah anak tidak memahami bahwa sosok ayah sebagai pemimpin. Hal ini terjadi ketika dalam sebuah keluarga yang masih memiliki ayah tetapi apa yang seharusnya dilakukan seorang ayah dan fungsinya tidak dirasakan dalam keluarga. Maka, ketika anak tidak mendapatkan gambaran sosok ayah atau tidak mendapatkan sentuhan berupa perhatian dan kasih sayang, maka anak tidak memahami bahwa ayah sebagai sosok pemimpin itu seharusnya seperti apa.

"Sehingga, ketika ia sudah dewasa dan menjadi ayah bagi anak-anaknya ia tidak bisa menjalankan perannya karena tidak memiliki maklumat atau pengalaman bahwa ayah itu seharusnya seperti apa," ujarnya.

Kedua, yaitu  maraknya kasus gay yakni lelaki suka lelaki (LSL). Menurut beberapa penelitian ini terjadi karena ada kaitannya dengan fungsi ayah dalam keluarga yaitu fungsinya tidak dominan atau bahkan tidak ada sama sekali. Kalau pun ada, sosok ayah yang terlihat adalah ayah yang kasar, tidak bertanggungjawab, bahkan melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Maka nanti yang dilihat oleh anak, sosok yang baik itu adalah lelaki lain atau pasangannya.

"Ketiga, pada anak perempuan ia kurang percaya diri karena merasa tidak memiliki keluarga yang utuh. Lalu, sensitif dan emosional karena tidak ada yang membantu ibunya untuk menstabilkan emosinya," katanya.

Keempat, anak akan mengidolakan sosok laki-laki lain yang justru akan menjerumuskannya pada kemaksiatan seperti pacaran, istri simpanan yang kemudian terjebak dalam perzinaan. Lalu, mengapa bisa terjadi demikian?

"Ternyata salah satu penyebabnya adalah anak perempuan tersebut mendapatkan perhatian dari sosok laki-laki lain yang tidak didapatkan dari ayahnya," ujarnya.

Kelima katanya, anak tidak bisa konsentrasi, bersosialisasi, dan demotivasi. Misalkan di sekolah ia menarik diri dan tidak memiliki motivasi untuk belajar.

"Yang harus diwaspadai adalah jika ada penampakan anak yang kurang perhatian dan kurang kasih sayang ayahnya, anak akan menjadi benci terhadap sosok ayah sehingga ketika melihat ada orang lain yang memiliki keluarga yang utuh yakni ada ayah dan ibu, ia akan memiliki dorongan rasa iri dan dendam pada sosok ayah. Sehingga bukan tak mungkin ingin menghilangkan sosok ayah seperti dorongan tindak kekerasan bahkan pembunuhan karena kebenciannya," urainya.

Ia mengatakan, hal tersebut tidak bisa dibiarkan dan harus ada langkah bagaimana cara menyelesaikannya. Tentu saja harus menelusuri apa akar penyebabnya.

"Banyak ahli yang mencoba merumuskan, apa yang paling dominan sehingga tidak terlaksananya fungsi ayah. Mereka menyebut adanya fenomena fatherless karena ada pemahaman patrilineal yakni ada pembagian peran bahwa ayah sebagai pencari nafkah, ibu di rumah mendidik, mengasuh, dan menjaga anak-anak. Itulah penyebab disfungsi ayah. Namun, apakah itu benar?" tanyanya.

Kemudian ia menjelaskan, Islam memandang bahwa ayah memiliki fungsi, begitu pun ibu. Mencari nafkah adalah kewajiban suami dan tidak wajib bagi istri. Sehingga, ketika Allah menyebutkan suami wajib mencari nafkah dan kita yakin itu sesuai dengan syariat Islam, maka kita juga yakin manakala aturan Islam diterapkan tidak akan mengundang masalah dan tidak mungkin ada ketidakharmonisan keluarga termasuk tidak mungkin ada disfungsi peran ayah.

"Maka, pendapat para ahli tersebut terbantahkan," tuntasnya. [] Nurmilati
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar