Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Gangguan Mental Buah dari Kapitalisme


Topswara.com -- Fakta bahwa masalah kesehatan mental adalah fokus masalah bersama yang kian menunjukkan titik terang kejelasannya. Data yang menunjukkan tingkat gangguan kesehatan mental di Indonesia tak bisa dipungkiri. Lantas, masalah ini bukan candaan semata, melainkan masalah kompleks yang butuh solusi.

Menurut riset dari Institute for Health Metrics and Evaluation University of Washington terkait Global Burden of Disease 2019, data menunjukkan bahwa gangguan kesehatan mental bertahan dalam 10 penyebab kematian di dunia. Dalam skala Indonesia, jumlah gangguan kesehatan mental mengalami tren peningkatan dalam 30 tahun terakhir.
 
Sementara dalam klasifikasi penyakit internasional Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), gangguan kesehatan mental mencakup banyak bentuk, termasuk depresi, bipolar, kecemasan, gangguan makan, dan skizofrenia. Dari gangguan-gangguan tersebut seringnya berakhir dengan bunuh diri. Bunuh diri sendiri menjadi penyebab kematian keempat untuk rentang usia 15 sampai 29 tahun. 

Dalam analisis lain, menurut Ilham Akhsanu Ridho, dosen sekaligus peneliti Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, ia mengatakan bahwa perempuan Indonesia rentan mengalami gangguan kesehatan mental. Hal ini disebabkan beban ganda dalam domestik (keluarga) dan tempat kerja. Kemudian adanya faktor lain, yakni kekerasan seksual dan mental terjajah rakyat Indonesia. 

Adanya gangguan kesehatan mental disebabkan individu yang kehilangan arah hidup, sehingga mudah putus asa dengan kondisi yang ada. Inilah kepentingan akidah atau pandangan hidup bagi setiap orang. Arah atau pandangan hidup akan menjadikan kita terarah dalam setiap lini kehidupan.

Karena tidak adanya arah kehidupan disebabkan oleh sistem yang mengatur manusia, yakni sistem kapitalisme. Dalam sistem kapitalisme yang mengutamakan materi, menjadikan materi sebagai roda utama kehidupan. Hal ini mengakibatkan pandangan masyarakat tertuju pada materi. Menjadikan materi sebagai kebahagiaan tertinggi.

Dengan materi sebagai tujuan utama, akhirnya masyarakat berlomba-lomba bekerja mengejar materi untuk memenuhi kebutuhan dan bertahan hidup. Tenaga perempuan pun dikerahkan untuk mengejar materi, jenjang karir yang tinggi. 

Hal ini mengakibatkan rusaknya tatanan keluarga karena hilangnya peran perempuan sebagai ibu dan pengatur rumah tangga. Anak-anak sebagai generasi penerus bangsa harus menjadi korban dari ini semua. Hingga akhirnya menyebabkan gangguan kesehatan mental.

Maka, Islam sebagai agama sekaligus ideologi, mencakup politik dan spiritual. Mengatur mulai dari individu sampai tataran negara dengan detail dan lengkap. Karena peraturan-peraturan Islam turun langsung dari Allah SWT selaku Pencipta manusia.

Dalam Islam, akidah Islam adalah asas dari segalanya. Menjadikan Allah sebagai tujuan bersama, mulai dari individu, keluarga, masyarakat dan negara. Akidah Islam menjadi arah pasti dalam kehidupan.

Kemudian, terkait kesetaraan gender, sudah tak perlu dipertanyakan. Dalam pandangan Islam, laki-laki dan perempuan dinilai atas aspek yang sama, yakni ketakwaan. Selain itu, laki-laki bekerja dalam wilayahnya dan perempuan dalam wilayahnya. Seperti firman Allah SWT dalam Q.S. An-Nisa’ ayat 32 :

“Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. (Karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

Dengan ini, peran perempuan sebagai ibu dan pengatur rumah tangga akan tetap terjaga. Sosok Ibu sebagai pendidik dan pembina anak-anak untuk menyiapkan generasi selanjutnya juga akan tetap hadir. Sehingga dapat menjadikan generasi penerus Islam yang akan membawa pada  perubahan yang lebih baik.   

Peran negara juga tak kalah penting. Negara sebagai payung besar masyarakat di bawah sistemnya haruslah berasas pada Islam juga. Dengan negara Islam, maka terjaminlah kesejahteraan rakyat. Mulai dari sistem ekonomi, pendidikan, sosial dan lainnya diatur dengan sedemikian rupa. Sehingga terwujudlah kesejahteraan bersama dan masyarakat terhindar dari gangguan kesehatan mental akibat terbebani.

Oleh karena itu, Islam menjadi solusi paling ampuh untuk setiap permasalahan manusia. Manusia adalah ciptaan-Nya dan hanya Sang Penciptalah yang paling tahu tentang ciptaan-Nya. Maka penerapan Islam kaffah menjadi kebutuhan bersama sehingga tercapailah hakikat Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin.


Oleh: Haniah Hamidah 
Aktivis Pelajar Peduli Bangsa
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar