Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Masihkah Percaya Keadilan dalam Demokrasi?


Topswara.com -- Dilansir dari suarariau.id, nama hacker Bjorka menjadi perbincangan banyak orang lantaran berani membeberkan sejumlah data pribadi dan dokumen rahasia negara. Bjorka tambah menjadi perhatian setelah beredar kabar bahwa sudah ada beberapa orang yang dicurigai sebagai dalang di balik nama tersebut. 

Salah satu dokumen kasus yang dibongkar sang hacker dan menarik banyak perhatian adalah saat ia membocorkan dalang di balik kematian aktivis HAM, Munir Said Thalib yang meninggal 2004 silam. Warganet pun sangat senang dan berharap sosok Bjorka dapat membantu menyelesaikan berbagai isu dan kasus yang pernah terjadi di negara ini dan belum terpecahkan sampai sekarang.

Saat itu, tak tanggung-tanggung, hacker misterius itu bahkan membocorkan nama, nomor handphone hingga alamat dari seseorang yang ia sebut sebagai pembunuh Munir. Namun, beberapa hari yang lalu, tiba-tiba saja akun Twitter Bjorka terkena suspend sehingga tidak bisa dilihat lagi. 

Netizen kembali ramai dan menduga-duga apa yang menyebabkan akun tersebut ditangguhkan. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, beberapa warganet mulai curiga dan berpikir bahwa bisa jadi isu mengenai hacker ini merupakan salah satu upaya pengalihan isu dari masalah yang juga viral sebelumnya. 

Masalah yang dimaksud tidak lain tidak bukan adalah kasus penembakan Brigadir J yang diduga telah direncanakan oleh atasannya, Irjen Ferdy Sambo. Pasalnya, atensi masyarakat terhadap berita tersebut seakan menurun ketika kabar mengenai Bjorka ini mulai tersebar. 

Karena itu, beberapa netizen pun mulai menyuarakan pendapatnya agar masyarakat jangan sampai melupakan kasus yang menimpa Brigadir J itu. Seperti yang ditulis oleh salah satu akun Twitter, yaitu @Inijuju1 dikutip dari suara.com. Dalam postingannya tersebut, ia menuliskan bahwa isu mengenai Bjorka jangan sampai membuat berita mengenai Brigadir J menghilang. Ia juga melampirkan sebuah foto berupa cuplikan berita mengenai Brigadir J. 

Dalam cuplikan berita tersebut, tertulis bahwa Komnas HAM menemukan foto penting yaitu penampakan Brigadir J yang dalam kondisi terkapar setelah dieksekusi di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo. Foto tersebut ditemukan di recycle bin komputer. 

Hingga artikel ini ditulis, yakni pada 17 September 2022 malam, cuitan tersebut telah mendapatkan 92 ribu likes serta telah diretweet sebanyak 20 ribu kali. Tweet tersebut mendapat berbagai komentar dari warganet. Ada yang mendukung pernyataan dari si pemilik akun, ada pula yang masih berharap semoga Bjorka juga bisa ‘turun tangan’ dan membantu menyelesaikan kasus ini.

Rusaknya Tata Kelola Informasi di Era Kapitalisme

Sesungguhnya apa yang telah terjadi dengan kasus di atas, memberikan gambaran bagaimana buruknya pertahanan dan keamanan tata kelola informasi dalam negeri ini. Baik informasi terkait dengan negara maupun informasi data kependudukan yang sebenarnya merupakan hak keamanan dari penduduk atau masyarakat negeri ini. 

Ini menjadi bukti pemerintah tidak becus melindungi data rakyatnya. Lantas dimana rakyat membutuhkan perlindungan kalau bukan dari negara sendiri, sedang negara pun tak mampu menjaminnya? Dan baru-baru ini muncul hacker yang bernama Bjorka yang berhasil meretas dan memperjualbelikan data pengguna kartu prabayar, bahkan sampai membuat konten-konten yang menggemparkan seantero nusantara. 

Ia muncul di permukaan publik dengan berbagai konten yang sangat meresahkan, baik di kalangan penguasa bahkan di masyarakat awam. Kemunculannya ini pun bukan tanpa alasan, dikabarkan bahwa hacker Bjorka ini mencuat di permukaan publik dikarenakan adanya rasa prihatin atas ketidakadilan yang dipertontonkan oleh negara secara terus-menerus. Termasuk terkait dengan kebijakan naiknya BBM yang menyengsarakan rakyat dan juga berbagai kebijakan-kebijakan lainnya yang merugikan rakyat pula. 

Hal ini bagi masyarakat sangat membantu dan seolah-olah munculnya hacker ini bak pahlawan di tengah hiruk pikunya berbagai problematika rakyat untuk membongkar kerusakan-kerusakan dan kebobrokan penguasa sekarang ini. 

Berharap akan ada Bjorka-Bjorka yang betul-betul ingin membantu membongkar segala kerusakan dan penyimpangan yg terjadi di dalam kursi penguasa. Sehingga rakyat akan benar-benar tersadarkan dan mau bersuara lantang menumpaskan kedzoliman penguasa selama ini.

Tenggelamnya Kasus Ferdy Sambo dan Brigardir J

Sementara di sisi lain ada kasus yang tenggelam, yakni terkait pembunuhan Brigardir J oleh Jendral Ferdy Sambo sebagai atasannya. Kasus ini membuka lebar-lebar mata masyarakat, meperlihatkan bagaimana kejahatan dan kerusakan di instansi pertahanan dan hukum negeri ini. Semakin hari kualitasnya semakin dipertanyakan, membuat rakyat semakin tak mempercayai lagi dengan institusi keadilan negeri ini. 

Seperti halnya kasus Sambo yang sampai detik ini belum ada titik terang dan kejelasan. Padahal bila negara mau akan kembalinya kepercayaan rakyat pada mereka, lewat kesempatan ini seharusnya mereka menuntaskan perkara ini dan tunjukkan bahwa negara ini masih ada secercah keadilan yang diharapkan rakyat.

Tetapi pada kenyataannya malah negara abai. Rakyat mulai tersadarkan dan sedikit lebih cerdas dalam menanggapinya. Kalau kita kaitkan dengan Kemunculan hacker bernama Bjorka yang sedang viral ini, tentu bisa sangat mengarah pada spekulasi publik bahwa sebenarnya ia merupakan pengalihan isu yang sudah diskenariokan oleh penguasa lebih dahulu, seperti halnya kasus-kasus yang telah lampau. 

Jika anggapan dan dugaan masyarakat ini benar, maka sudah seharusnya masyarakat mulai bangkit dan tidak mau jatuh terjerumus dalam kesalahan yang sama. Masyarakat harus bisa melepas diri dari kebodohan yang sama dalam mempercayai penguasa yang anti dalam mengurusi urusan rakyat.

Dari kasus dan fakta di atas, kita belajar bagaimana sejatinya negara ini dipermainkan oleh segelintir para pecundang yang memiliki kekuasaan, mempermainkan keadilan sesuka hati mereka. Kalau tidak, seharusnya kasus Sambo di atas akan sangat mudah diselesaikan dengan berbagai bukti dan kecanggihan teknologi sekarang ini. 

Namun lagi-lagi negara gagal dan justru sibuk dengan mengurus yang tak terlalu penting seperti menyibukkan diri dengan memburu hacker Bjorka, sampai-sampai membuat tim khusus untuk melacak keberadaan dan memburunya. Wajar kalau masyarakat mengklaim ini adalah pengalihan isu yang diskenariokan oleh penguasa.

Tentu saja semua problematika hari ini, mulai dari kenaikan BBM, kemudian munculnya para peretas dan pembobolan data dan informasi, hingga tidak terselesaikannya sejumlah kasus keadilan di negeri ini, semuanya bersumber dari kerusakan sistem yang diterapkan, yakni demokrasi sekularisme yang memisahkan agama dari kehidupan, menganggap agama tak perlu masuk dalam area perpolitikan. 

Begitulah watak sebenarnya yang selalu dimunculkan kaum kapitalis di negeri ini menjadi pecundang di kala kejahatan mereka terekspose, mengangkat kasus yang baru demi menenggelamkan kasus kejahatan yang sebenarnya.

Kembalikan pada Islam yang Sempurna

Beginilah kondisi negeri kita hari ini. Fakta kasus di atas menandakan hukum yang tebang pilih, yang atas kebal hukum sedangkan yang rakyat biasa selalu terjerat hukum. Hal ini terjadi dikarenakan negara tak hadir dalam melindungi keamanan dan keadilan warganya. 

Apabila Islam yang dipakai untuk mengatur kehidupan bermasyarakat, maka Islam jelas akan melindungi data pribadi rakyatnya. Misalnya memberikan sanksi yang amat keras kepada pelaku pembunuhan, karena di dalam Islam siapapun yang membunuh seseorang dengan sengaja maka akan diberi sanksi yang serupa atau yang setimpal. Artinya, nyawa dibalas dengan nyawa. 

Sebagaimana Allah berfirman dalam QS. Al-Baqarah : 178 yang artinya, "Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu (melaksanakan) qishash berkenaan dengan orang yang dibunuh. Orang merdeka dengan orang merdeka, hamba sahaya dengan hamba sahaya, perempuan dengan perempuan. Tetapi barangsiapa memperoleh maaf dari saudaranya, hendaklah dia mengikutinya dengan baik dan membayar diyat (tebusan) kepadanya dengan baik (pula). Yang demikian itu adalah keringanan dan rahmat dari Tuhanmu. Barangsiapa melampaui batas setelah itu, maka ia akan mendapat azab yang sangat pedih".

Jadi jelas, ayat ini menunjukkan betapa Islam sempurna, tidak hanya menimbulkan efek jera pada pelakunya, tetapi juga pada masyarakat yang menyaksikannya (zawajir). Dan sebagai penebus atas kemaksiatan di hadapan Allah kelak (jawabir). Jadi inilah solusi yang Islam berikan kepada manusia. Tidak seperti kaum kapitalis sekularisme yang berjiwa pecundang menyelesaikan masalah dengan segudang masalah baru.

Begitupun dalam kasus bocornya data-data pribadi umat, yang berhasil dibobolkan dan dibocorkan. Negara Islam tidak akan tinggal diam, Islam punya cara yang efektif dalam menangani kasus yang serupa dengan kecanggihan teknologi.

Sebab dalam Islam keamanan adalah menjadi sesuatu yang sangat penting baik keamanan data negara, data pribadi masyarakatnya, hingga keamanan dan perlindungan dalam bernegara dan berinteraksi sesama masyarakat. Namun hal ini tidak akan terealisasikan bila penguasa masih senang hidup berkubangan dalam sistem kufur kapitalisme ini.

Wallahu a'lam bi shawwab.



Oleh: Yumnah Maemunah Muhsin
Sahabat Topswara
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar