Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Korupsi Butuh Solusi Tegas, Bukan Hanya Pembangunan Karakter yang Tidak Berbekas


Topswara.com -- Lagi...seorang pejabat tinggi kampus terkena OTT pada saat ia mengikuti program pembangunan karakter. Sungguh ironis, pendidikan karakter yang didapatnya seolah tak ada imbasnya sama sekali. 

Pendidikan karakter tak membawa pengaruh signifikan bagi perannya sebagai seorang petinggi di dunia pendidikan. Hal ini menimbulkan opini: Haruskah pendidikan karakter ini dipertahankan atau diganti dengan solusi lain yang lebih menuntaskan?

Korupsi di dunia pendidikan sudah ke sekian kalinya terjadi. Institusi yang diharapkan bisa mencetak generasi intelek penerus bangsa, justru dikotori dengan praktik korupsi. 

Ambisi untuk meneruskan ke PTN membuat calon mahasiswa gelap mata. Hal ini disambut oleh oknum pejabat yang memanfaatkan situasi ini. Hingga bandrol ratusan juta pun rela diberikan demi bisa masuk ke PTN yang diidamkan.

Korupsi Terus Terjadi, Ada Apa Ini?

Berulangkalinya kasus korupsi yang terjadi membuat kita harus menganalisa kenapa ini terus terjadi lagi dan lagi.  Penangkapan, proses pengadilan dan hukum yang diberikan seolah tak bisa memberikan efek takut dan jera bagi pelaku maupun orang lainnya. Akibatnya korupsi dianggap enteng dan tidak menakutkan lagi.

Individu yang melakukan penyuapan, menginginkan jalan pintas untuk mewujudkan keinginannya. Ini disambut oleh oknum pejabat yang juga menginginkan jalan pintas untuk menambah pundi-pundi kekayaan mereka. Simbiosis mutualisme pun terjadi. Pendidikan karakter tak ada tempat dalam situasi saling menguntungkan seperti ini.

Adanya kasus korupsi yang sebelumnya banyak terjadi, kemudian proses pengadilan dan hukuman yang ringan (tak tegas) membuat para pelaku korupsi baru tak takut melakukan hal yang sama. Mereka cenderung meremehkan sehingga tak berpikir panjang sebelum melakukan tindak kriminal ini.

Dari segi hukuman bagi pelaku korupsi sendiri juga sangat ringan, bahkan terkesan tidak tegas dan juga tebang pilih. Berapa banyak kasus korupsi yang menguap tak ada kabar beritanya hingga koruptor yang bebas berkeliaran ke luar negeri. Adanya pengampunan dari negara bagi koruptor juga semakin menambah borok korupsi di negeri ini. Akibatnya tindak korupsi terus terjadi tak ada habisnya.

Perlu Sanksi Tegas

Tindak korupsi ini akan terus terjadi selama sistem hukum yang dipakai tak tegas terhadap pelakunya. Hukuman yang terlalu ringan dan tebang pilih pelaku korupsi harus diregulasi. Termasuk penyelesaian akar masalah korupsi juga akan meminimalisir tindak kriminal ini.

Dalam Islam, tak ada toleransi bagi tindak kemaksiatan. Semua tindakan melanggar syariat, termasuk korupsi akan diberikan hukuman tegas sesuai syara/ keputusan kepala negara Islam. Tak akan ada ampun. Hukuman yang tegas akan memberikan efek jera bagi pelaku kejahatan dan peringatan bagi yang lain. Sistem Islam akan bertindak adil kepada siapapun yang melakukan kejahatan, tak ada istilah tebang pilih dalam sistem peradilan Islam.

Selain itu, Islam akan melakukan tindakan preventif terhadap peluang terjadinya kemaksiatan di berbagai bidang. Pembinaan aqidah dan ketakwaan umat Islam akan selalu dilakukan agar mereka selalu taat syariat. Semua bidang pelayanan umat juga akan dipermudah sehingga umat terlayani dengan baik dan tak tergoda untuk bermaksiat. 

Wallaagu a'lam


Oleh: Salma Azizah
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar