Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Ulama dan Umara dalam Sistem Kapitalis



Topswara.com --Ustaz Abdul Somad atau dikenal dengan UAS adalah seorang ulama yang beramal dengan ilmunya. Pekan kemarin publik dikejutkan oleh peristiwa penolakan yang dialami UAS di Singapura saat datang dari Pelabuhan TPI Batam Center, Kepulauan Riau, pada 16 Mei 2022.

 UAS dan rombongan kembali dipulangkan ke Indonesia melalui pelabuhan Batam tempat rombongan itu awalnya berangkat. KBRI Singapura menjelaskan, UAS mendapat not to land notice karena dinilai tidak memenuhi kriteria eligible untuk berkunjung ke Singapura.

Sontak saja apa yang di alami UAS menimbulkan reaksi dari pendukungnya. Berbagai elemen masyarakat menyuarakan kemarahannya baik lewat unjuk rasa maupun lewat media sosial. Salah satu gerakan massa yang menuntut muncul dari massa Pertahanan Ideologi Sarekat Islam (Perisai). Mereka berdemo menuntut Singapura minta maaf usai deportasi Ustad Abdul Somad di Kedubes Singapura, (detiknews, 22/5/2022).

Sebelumnya, pendukung UAS dari Perisai mengancam akan mengusir pihak Kedutaan Besar (Kedubes) Singapura di RI jika dalam 2x24 jam tidak meminta maaf. Namun Polisi memberi peringatan karena tindakan pengusiran secara paksa itu dianggap perbuatan melawan hukum.

Kemarahan yang ditunjukkan oleh sebagian besar umat Muslim di Indonesia merupakan sikap pembelaan, karena  kecintaan umat terhadap ulamanya. Saat ulama mendapat perlakuan tak baik, sejatinya sikap masyarakat dan umat Muslim khususnya berada di garda terdepan untuk melakukan pembelaan tersebut. Apalagi, Indonesia adalah negara mayoritas Muslim terbanyak.

Saat ulama dihinakan, dibutuhkan peran negara sebagai pembela dan pelindung. Negara mempunyai aturan dan kebijakan yang seharusnya mampu melindungi warganya, ketika di dalam maupun di luar negeri. Ulama dan Umara bahu membahu untuk membangun negara. Apabila Umara lalai terhadap hukum syara atau melakukan kezaliman, tak segan para ulama  tentu akan menasihatinya. Namun dalam sistem kapitalis berbeda cerita. Ketika ada ulama yang menasihati umara, mereka dianggap berbahaya dan dicap radikal.

Sistem Demokrasi Sekuler Melahirkan Islamofobia di Tengah Masyarakat

Umara yang meninggalkan nasihat ulama dan menerapkan aturan sekularisme akan berpengaruh pada kondisi negaranya. Berbagai kerusakan kan nampak di negeri tersebut. Wibawa negara pun hilang di hadapan negara lain. Maka tidak aneh, setelah apa yang terjadi pada UAS, negeri ini kembali direndahkan dengan adanya pengibaran bendera yang dilakukan di kantor kedutaan besar Inggris di Jakarta.

Jelas apa yang dilakukan Dubes Inggris telah melanggar norma-norma agama yang ada di tengah masyarakat Indonesia. Yang mana di Indonesia menganggap L967 adalah perbuatan menyimpang dan kemaksiatan besar, juga penyakit yang harus dibasmi.

Dalam sistem demokrasi sekuler ini, penguasa seakan tak peduli lagi dengan perkara yang meresahkan umat. Sekalipun banyak bentuk penghinaan yang dilakukan asing. Maka tak heran apabila akan banyak lagi negara yang akan melecehkan ulama juga umat dan tidak memandang lagi kedaulatan negeri ini.

"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya, dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya,” (TQS an-Nisa [4]:59).

Hanya dengan sistem Islam ulama dan umara bekerja sama bahu membahu tuk membangun negara demi kamaslahatan umat, dengan menjalankan aturan dari Rabb-Nya. Dengan demikian, tidak akan ada lagi negara yang menghinakan ulama karena islamofobia.

 Negara tampil sebagai pelindung utama saat ada rakyatnya mendapat perlakuan tidak terhormat. Jangankan ulama, terhadap rakyat biasa pun negara berkewajiban melindunginya.  Alhasil, negara yang menerapkan Islam di dalamnya kan mampu menjaga kehormatan dan kedaulatan negaranya. 

Wallahu a'lam bissawwab.

Oleh: Tika Kartika
(Aktivis Dakwah)
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar