Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Ustazah Puspita Ungkap Tujuh Kiat Istiqamah Meski Ramadhan Berpisah


Topswara.com -- Agar tetap istiqamah meski berpisah dengan bulan Ramadhan, Founder Kajian Sholihah, Sleman, DIY, Ustazah Puspita Satyawati mengungkapkan tujuh kiat. 

"Setidaknya ada tujuh kiat menjadi pribadi istiqamah meski Ramadhan Berpisah," tuturnya dalam Kajian Daring Muslimah Cinta Dirosah: Istiqamah Meski Ramadhan Berpisah, di grup WhatsApp, Sabtu (30/4/2022). 

Puspita menyebutkan kiat pertama yaitu niat ikhlas.

"Melakukan segala aktivitas diniatkan untuk meraih ridha Allah SWT, bukan ridha manusia. Karena segala sesuatu tergantung niat dan ia akan mendapatkan balasan Allah sesuai niatnya," bebernya. 

Ia menyitir dari Umar ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah.” (HR. Bukhari, Muslim, dan empat imam ahli hadis)

Kedua, bertahap dalam amal. Ia mendorong agar beramal secara rutin meski sedikit kuantitasnya. 

"Di tahap awal mungkin agak dipaksakan. Jika telah rutin, menjadi cikal-bakal istiqamah. Sabda Rasulullah, 'Amalan yang paling dicintai Allah adalah amalan yang rutin dilakukan meskipun sedikit' (HR. Bukhari dan Muslim)," ujarnya.

Ketiga, ialah sabar. Menurutnya, ini merupakan kunci istiqamah karena hakikat sabar adalah berupaya terus-menerus melakukan kebaikan atau mencari jalan keluar terbaik, khususnya saat menghadapi kesulitan atau ujian kehidupan. 

"Bersabar bukan berarti pasrah, menyerah begitu saja pada ujian yang menimpa. Dan Allah SWT tentu menyukai orang-orang yang sabar," imbuhnya.

Puspita menyebut firman Allah SWT dalam QS. Al Baqarah: 153, "Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar."

Keempat, ada amal jama'i (bersama). 

"Istiqamah akan terawat saat bersama komunitas bervisi sama dalam menjalankan ketaatan. Saling memotivasi beramal shalih serta saling menasihati dalam kesabaran dan kebaikan," cetusnya. 

Ia menerangkan, kawan bergaul dan lingkungan keseharian akan berpengaruh dalam membentuk kepribadian seseorang. 

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Seseorang itu menurut agama teman dekatnya, maka hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)

Kelima, membaca kisah Rasulullah, para  sahabat, dan salafus shalih. Puspita mengulas, dari kisah hidup mereka, kita bisa memetik ibrah (pelajaran) menjadi sosok istiqamah. 

"Di satu sisi, mereka adalah pejuang hebat yang menolong agama Allah di tengah aneka perlawanan namun terus mengorbankan tenaga, waktu, harta, bahkan nyawa. Di sisi lain, mereka adalah orang yang tekun beribadah dan senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan berbagai amal shalih," terangnya. 

Keenam, paham hakikat/urgensi amal yang dilakukan. Bagi Puspita, hal ini akan lebih memotivasi beramal shalih. 

"Untuk apa, bagi siapa, dan apa pentingnya amal tersebut dilakukan? Bagi Muslim, ghayatul ghayah (tujuan dari segala tujuan) beramal adalah meraih ridha Allah SWT. Inilah kekuatan ruhiyah, motivasi terbesar beramal shalih," ulasnya.   

Ketujuh, berdoa kepada Allah SWT. 

"Seberapa pun kuat hamba berupaya, jika tak pernah meminta pertolongan pada-Nya, maka tak akan bisa. Teruslah memohon pada Allah agar ditetapkan istiqamah di jalan-Nya," dorongnya.

Salah satu doa yang bisa dilafazkan menurutnya adalah "Yaa Muqallibal Quluub, tsabbit qulubanaa 'alaa diinik. Yaa Muqallibal Quluub, tsabbit qulubanaa 'alaa thaa'atik."

“Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hati kami di atas agama-Mu. Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hati kami di atas ketaatan kepada-Mu," pungkasnya. [] Puspita Satyawati
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar