Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Ustaz Asep Supriatna: Jangan Jadi Corong Maksiat demi Kesenangan Dunia!


Topswara.com -- Trainer dan Motivator Ustaz Asep Supriatna berpesan, "So, jangan jadi corong maksiat demi kesenangan dunia!" tutur Founder The Art of Dakwah ini kepada Topswara.com, Selasa, 10 Mei 2022.

Menurut Ustaz Asep, sapaan akrabnya, maksiat tetaplah maksiat dan akan diminta untuk menjauhinya. "Karena semua bentuk kemaksiatan akan mendatangkan keburukan dan kenestapaan. Apalagi jika kemaksiatan itu termasuk dosa besar," kata Inspirator muda ini. 

Termasuk di dalamnya, ia sampaikan, "Jangan sampai kita menjadi corong, penyeru, pemberi informasi dan penyebarluas kemaksiatan dalam bentuk apa pun." 

Ia menjelaskan, "Allah SWT pasti akan memintai pertanggung jawaban atas setiap pilihan dan tindakan kita selama di dunia. Termasuk apa yang kita tulis, kita ucapkan dan kita posting di media sosial. Semua akan dihisab dan diberi balasan."

"Maka, jangan sampai apa yang kita katakan, kita lakukan kita posting menjadi corong dari kemaksiatan," imbuhnya.

Ia mengajak untuk merenungkan sabda Nabi Muhammad SAW, “Barang siapa yang menyeru kepada petunjuk (kebaikan), maka dia mendapatkan pahala sebagaimana pahala-pahala orang yang mengikutinya, tidak mengurangi pahala-pahala mereka sedikit pun juga. Dan barang siapa menyeru kepada kesesatan (kemaksiatan), maka dia mendapatkan dosa sebagaimana dosa orang-orang yang mengikutinya, tidak mengurangi dosa-dosa mereka sedikit pun juga.” (HR. Muslim)

Ia menyampaikan, "Mungkin kita tak melakukan maksiat itu, tapi ketika kita mempromosikan, sehingga orang lain meniru kemaksiatan yang kita posting, itulah yang akan menjadi aliran dosa kemaksiatan dari sebanyak orang yang mengikuti kemaksiatan tersebut. Na’udzubillah."

Menurutnya, namanya kemaksiatan hanya akan memberikan kehidupan sempit, sebagaimana Allah firmankan:

 وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِى فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكًا 

“Dan barang siapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit.” (QS. Thaha/20:124]. 

Ibnu Katsir berkata, “Di dunia, dia tidak akan mendapatkan ketenangan dan ketenteraman. Hatinya gelisah yang diakibatkan kesesatannya. Meskipun dhahir-nya nampak begitu enak, bisa mengenakan pakaian yang ia kehendaki, bisa mengkonsumsi jenis makanan apa saja yang ia inginkan, dan bisa tinggal dimana saja yang ia kehendaki; selama ia belum sampai kepada keyakinan dan petunjuk, maka hatinya akan senantiasa gelisah, bingung, ragu dan masih terus saja ragu. Inilah bagian dari kehidupan yang sempit.”[] Ika Mawarningtyas
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar