Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Memanen Pahala dan Menguatkan Perjuangan di Bulan Ramadhan


Topswara.com -- Umat Islam tidak pernah tidak berbahagia pada saat menyambut bulan Ramdhan. Bulan yang terdapat malam terbaik dari seribu bulan. Tentu sebagian besar umat Islam tidak akan melewatkan Ramadhan begitu saja, tanpa mengisinya dengan amal kebaikan. 

Allah SWT, Rab semesta alam, berfirman dalam quran surat Al-Baqarah ayat 183, salah satu tujuan diperintahkannnya kewajiban puasa di bulan penuh berkah ini adalah takwa. Derajat takwa memang tidak mudah dicapai. Kondisi takwa ini membutuhkan upaya besar untuk taat terhadap aturan Allah. Selain taat yang tidak kalah penting adalah menundukkan hawa nafsu dalam menjauhi apa yang Allah haramkan.

Taat cenderung mudah untuk dilakukan. Seberat apapun pasti akan mampu. Namun, lain hal dengan menjauihi apa yang dilarangNya. Seringan apapun, siapapun merasa sulit untuk melakukan.
Seperti hari ini, hidup di sistem kapitalisme sekular sungguh bukan perkara mudah, terutama menjaga taat. 

Sistem ini meniscayakan semua orang untuk tidak terikat pada syariat kaffah. Sehingga sangat mudah untuk bermaksiat. Bahkan parahnya, maksiat apapun seolah sengaja memiliki wadah dan fasilitas.

Negara yang memilih sekulerisme sebagai under line system tentu menjadi pemeran utama dalam kondisi ini. Karenanya, negara sebagai elemen terpenting dan berpengaruh terbesar dalam mengkondisikan warga negara. Seluruh warga yang berada di bawah periayahannya akan mengikuti kemana arah hidup. Apakah arah pada ketakwaan atau sebaliknya.

Bulan Ramadhan, momen terbaik dalam melatih diri untuk bertakwa. Waktu yang pas untuk mentarbiyah diri agar senantiasa terikat syari’at. Sebulan penuh, Allah menebar pahala berkali lipat bagi siapa saja yang beramal shalih. Bahkan Allah membelenggu dan membatasi ruang gerak setan untuk menjerumuskan manusia pada kesesatan.

Sebulan penuh pula, umat Islam seperti dihamparkan ladang penuh buah ranum yang siap dipetik. Siapa pun yang bersungguh-sungguh pasti menghabiskan waktunya untuk memanen pahala. Sungguh Maha Baik Allah.

Akan tetapi, sebagaimana kita ketahui bahwa saat ini sistem hidup yang diberlakukan untuk uma manusia bukanlah sistem yang sesuai. Dengan kata lain, manusia tidak sedang hidup dalam habitatnya. Untuk itu beberapa hal yang harus dilakukan agar Ramadhan menjadi bulan ajang perjuangan. 

Pertama, meluruskan niat. Ketaatan yang dibangun dan di-habit-kan di bulan Ramadhan adalah semata karena Allah. Bagi seorang Muslim standar bahagia adalah terletak pada ridha Allah. Kedua, membiasakan amalan-amalan shalih meski sedikit, karena Allah menyukai amalan yang berkesinambungan bukan amalan yang musiman.

Ketiga, berkumpul dengan orang-orang shalih. Meskipun kita mampu menkondisikan diri untuk taat tapi tetaplah berkumpul dengan orang yang memiliki frekuensi sama. Hal ini untuk menjaga keimanan kita dari kefuturan yang sewaktu-waktu bisa melanda. Terakhir, Istiqomah. 

Jika ada pepatah mengatakan bahwa hijrah itu mudah yang susah adalah istikomah memang benar adanya. 
Semua itu hanya mampu diwujudkan dengan sempurna jika terdapat dukungan negara. Tidak cukup keshalihan individu, ketakwaan harus didukung oleh keshalihan masyarakat. Masyarakat yang bertakwa akan menghidupkan vibe amar makruf nahi munkar. 

Sedangkan negara, dengan menerapkan syariat kaffah, akan menjadi penjaga ruh ketaatan seluruh elemen baik individu maupun masyarakat tanpa kecuali. Maka, sudah seyogyanya Ramadhan ini selain untuk memanen pahala, juga untuk menguatkan perjuangan penegakkan syari’at kaffah.

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman pada Allah dan Rosul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar” (QS Al-Hujurat: 15)

Wallahu’alam

Oleh: Tati Sunarti, S.S
Pegiat Literasi
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar