Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Islamofobia India dan Kebutuhan terhadap Khilafah

Topswara.com -- Sejumlah pelajar Muslim India melakukan aksi unjuk rasa untuk memprotes larangan gadis Muslim berhijab untuk masuk ke ruang kelas di beberapa sekolah di negara bagian Karnataka, India selatan, di Kolkata, India, (Republika, 9/2/2022).

Gadis Muslim berhijab dilarang menghadiri kelas di beberapa sekolah di negara bagian Karnataka, India selatan, yang memicu protes selama berminggu-minggu oleh para siswa. Kebijakan diskriminatif ini menyebabkan protes dan kekerasan yang meluas.

Fobia atas Islam sesungguhnya adalah ketakutan Barat akan kebangkitan Islam. Barat sangat takut Islam akan kembali tegak memimpin dunia sebagaimana supremasi khilafah Utsmaniyah di Abad Pertengahan. Jika Islam tegak, Barat tidak dapat lagi menjadi mercusuar dunia. Maka patutlah musuh-musuh Islam tidak suka dengan tegaknya Islam tersebut.

Tidak heran, arus moderasi dideraskan di Indonesia, sebagaimana negeri Muslim lainnya karena memang Indonesia berada dalam radar ‘building moderate Muslim’ yang diaruskan untuk menggantikan kepemelukan umat terhadap ajaran Islam kaffah.

Dari sini dapat kita lihat bahwa islamofobia sangat berbahaya bagi umat Islam karena bisa menjadikan seorang Muslim malu berislam kaffah dan membenci ajarannya.

Islamofobia merupakan ketakutan, kebencian, diskriminasi, dan prasangka yang berlebihan terhadap Islam dan kaum Muslim. Oleh karena itu, islamofobia harus dihentikan. Kecaman kepala negara tidaklah cukup untuk menghentikannya. 

Demikian pula, tidaklah cukup hanya memberikan penjelasan bagaimana agama Islam yang benar. Umat harus disadarkan bahwa di balik islamofobia ada rencana jahat untuk menghalangi perjuangan Islam ideologis.

Maka, atas skenario kaum kafir, munafik, dan para pembenci Islam untuk menghancurkan umat Islam harus dibongkar oleh umat. Umat juga harus bangun dari tidur panjangnya dan menyadari bahwa islamofobia akan tuntas jikalau syariah kaffah (sempurna) telah diterapkan dalam bingkai negara Islam (khilafah).

Saat Islam telah diterapkan dalam bingkai negara, seluruh insan akan menyaksikan keadilan dan kesejahteraan yang nyata. Fitnah dan tuduhan keji untuk Islam dan kaum Muslim akan terbantahkan. Kehormatan Islam dan kaum Muslim akan terjaga. 

Bahkan, seluruh warga negara khilafah baik Muslim dan nonmuslim akan terpelihara kehormatan dan hak-haknya. Kebaikan dan rahmat Islam juga akan tersebar dan dirasakan oleh seluruh manusia, baik Muslim maun nonmuslim. Bahkan, binatang pun merasakan rahmat dari pancaran penerapan Islam kaffah.

Khilafah Perisai Umat

Akankah umat berdiam diri atas segala penderitaan yang terjadi pada umat Islam di seluruh dunia? Tentu tidak. Maka, sudah saatnya umat Islam di seluruh belahan dunia bergerak untuk menegakkan kembali khilafah yang kedua (khilafah ats-tsaniyah) yang mengikuti manhaj kenabian. Menegakkan khilafah merupakan kewajiban terbesar dan telah menjadi kesepakatan (ijmak) Sahabat.

“Sungguh para sahabat telah bersepakat bahwa mengangkat seorang imam (khalifah) setelah zaman kenabian berakhir adalah wajib. Bahkan mereka menjadikan upaya mengangkat imam/khalifah sebagai kewajiban paling penting. Faktanya, mereka lebih menyibukkan diri dengan kewajiban itu dengan menunda (sementara) kewajiban menguburkan jenazah Rasulullah saw.” (Al-Haitami, Ash-Shawâ’iq al-Muhriqah, hlm. 7).

الإِمَامُ رَاعٍ وَهُوَ مَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ».

“Imam/Khalifah itu laksana penggembala, dan hanya dialah yang bertanggungjawab terhadap gembalaannya.” [Hr. Bukhari dan Muslim]

Mengapa khalifah disebut sebagai perisai? Karena dialah satu-satunya yang bertanggung jawab sebagai perisai. Menjadi junnah (perisai) bagi umat Islam dan rakyat umumnya. Imam haruslah orang yang kuat, tegas dan pemberani. 

Bukan seorang yang pengecut dan lemah. Kekuatan yang dimaksud bukanlah kekuatan pribadinya saja, melainkan kekuatan institusi negaranya juga. Pondasi yang menjadi dasar kekuatan itu adalah akidah Islam.

Umat Islam, khilafah dan khalifahnya sangat ditakuti oleh kaum kafir karena akidahnya. Akidah Islam inilah yang membuat umat Islam siap menang dan mati syahid. Mereka berperang bukan karena materi, tetapi karena dorongan iman.

Keimanan yang kuat membuat rasa takut di dalam hati umat Islam hilang, kecuali hanya takut kepada Allah. Karena itu, musuh-musuh Islam pun ketakutan luar biasa ketika berhadapan dengan pasukan kaum Muslim. 

Raja Romawi mengatakan, “Lebih baik ditelan bumi ketimbang berhadapan dengan mereka.” Sampai terpatri di benak musuh-musuh bahwa kaum Muslim tak bisa dikalahkan.

Khilafah adalah satu-satunya pelindung umat yang menjaga agama, kehormatan, darah dan harta umat. Khilafah juga yang menjadi penjaga kesatuan, persatuan dan keutuhan setiap jengkal wilayah Muslimin. 

Dengan Khilafah, umat Islam akan meraih kembali predikat sebagai khoiru ummah atau umat terbaik, umat yang tak terkalahkan, umat yang penuh kewibawaan.

ثُمَّ تَكُونُ خِلاَفَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ
“Selanjutnya  akan ada kembali Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian.” (HR. Ahmad)

Hadis di atas menjadi kabar gembira bagi umat Islam bahwa tegaknya khilafah adalah sebuah keniscayaan. Maka, sudah saatnya umat Islam mencampakkan kapitalisme-sekularisme dan mewujudkan bisyarah Rasulullah SAW.

Khilafah ats-tsaniyah (khilafah kedua) di atas manhaj kenabian akan tegak kembali. Maka, seorang Muslim mesti memastikan diri menjadi bagian dalam barisan perjuangan tersebut.

Wallahu a’lam bishshawab


Oleh: Siti Maryam
(Pemerhati Media) 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar