Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

CEO Educoach Beberkan Tabiat Buruk Berutang


Topswara.com -- Merespons gaya hidup hedonis yang menjangkiti masyarakat yang suka menjadikan utang sebagai jalan pintas untuk memenuhi keinginannya, Chief Executive Officer (CEO) Educoach DR. Nasrul Syarif Faqih, M. Si. membeberkan tabiat buruk berutang. 

"Sobat, apa saja tabiat buruk berhutang itu? Membuat kecanduan dan akhirnya utangnya menggunung, jumlahnya selalu bertambah," tanya Ustaz Faqih, sapaan akrabnya, kepada Topswara.com, Rabu (15/12/2021).

"Menambah beban hidup, beban pikiran, gelisah pada malam hari, terhina pada siang hari karena memikirkan tagihan dan dikejar-kejar debt collector," tambahnya. 

Ia menambahkan, utang juga dapat memutuskan tali persaudaraan dan persahabatan, menjadi biasa berdusta, ingkar ketika berjanji. "Bertindak kriminal, bisa berbuat syirik karena terlilit utang, gagal fokus, sakit-sakitan, daya pikir lemah, menjadi pemalas, hilang kemesraan dan harmonisasi keluarga, membawa ke jalan yang buntu serta depresi berat dan bisa mengakibatkan bunuh diri," terangnya. 

Maka, ia mengajak agar waspada dengan jebakan utang dan riba. Tegasnya lagi, riba itu harus dijauhi, ditinggalkan segera, dan kembali kepada Allah SWT dengan taubatan nasuha.

Ia mengutip sabda Rasulullah SAW tentang bahayanya utang. Dari Uqbah bin Amir Radhiallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

لا تُخِيفوا أنفُسَكم بعْدَ أَمْنِها. قالوا: وما ذاكَ يا رسولَ اللهِ؟ قال: الدَّيْنُ

"Jangan kalian meneror diri kalian sendiri, padahal sebelumnya kalian dalam keadaan aman. Para sahabat bertanya, ‘Apakah itu, wahai Rasulullah?’ Rasulullah menjawab, ‘Itulah utang!’ (HR. Ahmad [4/146], At Thabrani dalam Mu’jam Al Kabir [1/59], disahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah [2420]).

Ash Shan’ani Rahimahullah menjelaskan, “Karena utang itu menjadi teror bagi sang pengutang di siang hari. Dan menjadi kegelisahan baginya di malam hari. Maka, seorang hamba jika dia mampu untuk tidak berutang, maka janganlah dia meneror dirinya sendiri. Hadis ini juga berisi larangan bermudah-mudahan untuk berutang dan menjelaskan kerusakan dari mudah berutang, yaitu, dalam bentuk rasa takut. Karena Allah jadikan ada hak bagi pemilik harta (untuk menagih hartanya)." (At Tanwir Syarhu Al Jami’ Ash 
Shaghir, 11: 92).

Mengenai dosa riba, Rasulullah SAW menjelaskan dalam sebuah hadis berikut ini. Dari Abi Hurairah ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Jauhilah oleh kalian tujuh hal yang mencelakakan". Para sahabat bertanya, "Apa saja ya Rasulullah?". "Syirik kepada Allah, sihir, membunuh nyawa yang diharamkan Allah kecuali dengan hak, makan riba, makan harta anak yatim, lari dari peperangan dan menuduh zina." (HR. Muttafaq alaihi).

Disebutkan bahwa tidak ada dosa yang lebih sadis diperingatkan Allah SWT dalam Al-Qur'an, kecuali dosa memakan harta riba. Bahkan, Allah SWT mengumumkan perang kepada pelakunya. Hal tersebut, menurutnya, dosa riba sangat besar dan berat.

"Rasulullah SAW melaknat pemakan riba yang memberi, yang mencatat dan dua saksinya. Beliau bersabda: mereka semua sama." (HR. Muslim).

Diriwayatkan oleh Aun bin Abi Juhaifa: Ayahku membeli budak yang kerjanya membekam. Ayahku kemudian memusnahkan alat bekam itu. Aku bertanya kepada ayah mengapa beliau melakukannya. Beliau menjawab bahwa Rasulullah SAW melarang untuk menerima uang dari transaksi darah, anjing dan kasab budak perempuan. Beliau juga melaknat penato dan yang minta ditato, menerima dan memberi riba serta melaknat pembuat gambar.

Ia menjelaskan, tingkatan haram dosa riba lainnya adalah setara dengan 36 perempuan pezina, sebagaimana disebutkan dalam hadits riba berikut ini. Dari Abdullah bin Hanzhalah ghasilul malaikah berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Satu dirham uang riba yang dimakan oleh seseorang dalam keadaan sadar, jauh lebih dahsyat dari pada 36 wanita pezina." (HR. Ahmad).

Ustaz Faqih bersyukur berkesempatan ketemu dan belajar bagaimana bisnis berkah tanpa utang dan riba dengan dua orang pengusaha hijrah di komunitas Masyarakat Tanpa Riba Coach Arif Rahman Hakim dari Jakarta dan Coach Mulyono dari Sragen.  

Menurutnya, poin-poin penting dari pemaparan ke dua orang pemateri saat itu adalah, bagaimana agar kita selamat dari jebakan utang dan riba.

Ia menceritakan, Coach Mulyono dari Sragen yang berbagi pengalaman bagaimana dia bebas dari utang riba sekitar 40 milyar dan memberikan pencerahan pada para pengusaha yang mengikuti kegiatan yang diadakan MTR Jatim, yakni, The Basic Elements to Keep Your Business Debt Free

Ia menceritakan pesan Coach Mulyono dalam acara tersebut: "Ambil tanggung jawab dalam hidup ini 100 persen termasuk di dalamnya untuk menjauhi utang dan riba. Laksanakan amalan-amalan wajib lengkapi dengan amalan-amalan sunah pahami betul dan yakini bahwa utang dan riba adalah sumber masalah maka jauhi dan tinggalkanlah."

"Kita harus punya dream, dorongan yang  kuat, kemudian tahu caranya, dan  konsisten," tambahnya.

Dalam acara yang diikuti Ustaz Faqih, Coach Mulyono menjelaskan beberapa kesalahan fatal mengembangkan bisnis dengan utang: Membayar kepastian  dengan hasil yang belum pasti. Gagal paham mengenai kepercayaan dalam perspektif Abang (baca: Bank) membuat kita terjebak utang dan riba. "Berkembang di luar kapasitasnya usahanya maju dan meroket, namun utangnya juga meroket pula akhirnya profit usaha bisnisnya hanya bisa untuk bayar bunganya. Kehilangan daya saing. Mengubah perilaku menjadi hedonis," pungkasnya.[] Witri Osman
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar