Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Kapitalime Melahirkan Anak Durhaka


Topswara.com -- Seorang pria lanjut usia (lansia) akhirnya meninggal di salah satu lokasi dalam wilayah Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh sekitar pukul 15.00 WIB, Jumat (3/4/2020). Keberadaan pria lansia yang sedang sakit ini diketahui berdasarkan laporan telepon yang diterima oleh Koordinator Tenaga Kesejahteraan Sosial (TKSK) Dinsos Aceh, Misra Yana SPsi MSi menjelang Jumat, (3/4/2020). 

Merespons laporan itu, tim TKSK Aceh berkoordinasi dengan pihak PMI dan Polsek Meuraxa. Setelah mereka tiba di lokasi memang ditemukan lansia yang diperkirakan berumur 80 tahun dengan postur kurus, lemah, nafas terengah-engah, dan tangan membengkak.

Lansia Hidup Merana

Begitu malang nasib kakek tua tersebut. Diketahui dari pengakuannya sebelum ia meninggal, ia dibuang oleh anaknya. Di masa tuanya harusnya ia mendapatkan perawatan dan kasih sayang dari sang anak namun yang terjadi malah kisah yang memilukan hati. 

Kisah lain pun juga dirasakan oleh seorang ibu yang dibuang oleh anaknya sendiri. Kejadian ini terjadi di Malaysia, pada Minggu 20 Oktober 2019. Dari postingan akun bernama Cek Rozz Jannah, ibu tersebut diminta oleh sang putri membeli barang di sebuah toko. Namun putrinya itu tak datang untuk menjemput ibunya lagi. 

Dua kasus yang dipaparkan di atas adalah contoh dari sekian banyak kasus-kasus yang pernah terjadi di tengah kehidupan kita sekarang ini. Banyak anak yang begitu tega menelantarkan orang tuanya, tega menitipkan orang tua di panti jompo karena alasan ekonomi dan sibuk dalam bekerja. Padahal jika diketahui berbakti kepada orang tua memiliki keutamaan yang tinggi di sisi Allah SWT.
 
Kapitalisme Sumber Masalah
 
Jika kita telusuri lebih dalam, ada beberapa faktor yang melatarbelakangi anak untuk melakukan hal seperti itu. Pertama, ketidaktahuan anak tentang arti berbakti kepada orang tua. Kedua, pendidikan yang tidak baik yang diberikan oleh orang tuanya. Ketiga, adanya pertentangan perbuatan yang dilakukan antara orang tua dan anaknya. Keempat, kedurhakaan yang dilakukan turun temurun. Artinya apabila orang tua durhaka kepada (kakek dan nenek sang anak), maka keduanya pun akan dihukumi dengan kedurhakaan anak-anak mereka kepadanya. 

Dari beberapa poin tersebut di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwasanya akar permasalahan yang timbul dari perilaku anak adalah berkaitan dengan hal penanaman pendidikan agama dalam diri anak. Betapa banyak orang tua sekarang yang disibukkan oleh hal-hal duniawi. Disibukkan oleh rutinitas kerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Biaya hidup yang tinggi, tak jarang membuat para ibu harus keluar rumah demi membantu pemasukkan keluarga hingga ia melupakan pendidikan bagi anak-anaknya.

Para orang tua merasa cukup dengan pendidikan yang didapat di sekolah sang anak, padahal kebanyakan sekolah sekarang amat minim akan pendidikan agama. Apalagi jika kita berbicara taraf SMA atau SMK, anak-anak didoktrin atau memang terpaksa untuk memilih jurusan yang memudahkan mereka mencari pekerjaan nantinya. Belum lagi lingkungan yang rusak, yang jarang adanya hubungan amar makruf nahi mungkar di tengah-tengah masyarakat. 

Hal ini bekaitan erat dengan sistem yang diterapkan sekarang yakni sistem kapitalis-sekuler. Di mana sistem ini telah memisahkan peranan agama dari kehidupan, sistem yang hanya mementingkan materi dan keuntungan. Sehingga banyak masalah yang timbul akibat diterapkannya sistem tersebut.
 
Umat semakin jauh dari ajaran agama akibat diterapkannya sistem sekuler. Sistem kapitalis yang telah mengkungkung rakyat selama puluhan tahun bukan hanya memproduksi kemiskinan massal tapi juga telah menghasilkan generasi yang rusak serta anak durhaka yang mati fitrah karena tiadanya pemahaman tentang memuliakan orang tua. Bagi anak, orang tua seolah dianggap sebagai beban dalam keluarga, sehingga harus disingkirkan bagaimanpun caranya. 
 
Negara sebagai pelaksana tertinggi telah abai dalam menjalankan tugas dan fungsinya dalam meriayah rakyat. Negara harusnya menfasilitasi para generasi muda untuk mendapatkan pendidikan agama yang mumpuni agar tercipta sikap tanggung jawab terhadap orang tua. Namun yang terjadi kini rakyat dibiarkan sendirian dalam menjalani kerasnya hidup dan krisis moral yang menghantam para generasi muda. Negara hanya sibuk mengurusi para asing dan pemilik modal yang selalu setia memberikannya keuntungan. 
 
Oleh karenanya harus ada di tengah-tengah umat yang akan memberikan pertolongan dan yang mampu menyelesaikan segala permasalahan yang ada. Apalagi kalau bukan dengan penerapan sistem yang berasal dari Sang Pencipta, Allah SWT yakni sistem Islam di bawah naungan khilafah. 

Sistem khilafah mampu menjamin lahirnya insan yang paham terhadap ajaran agamanya bahkan tentang tanggung jawab anak terhadap orang tua. 
 
Penerapan Islam Melahirkan Insan Takwa 
 
Islam mengajarkan anak untuk memuliakan dan berlaku baik terhadap orang tua. Bahkan dikatakan ketika anak memuliakan orang tua, itu akan menjadi salah satu jalan anak menjadi ahli surga. Begitupun sebaliknya berbuat durhaka terhadap orang tua adalah termasuk dosa besar serta menjadikan anak sebagai ahli neraka. Dalam hadis telah ditegaskan dari Abdullah bin Amr bin Anas, dari Nabi SAW berkata : “Dosa besar itu menyekutukan Allah, durhaka kepada orang tua, membunuh manusia dan Al Yamin Al Ghomus (sumpah palsu).” (HR. Imam Bukhari) 
 
Kewajiban berlaku baik kepada orang tua juga diterangkan dalam Al-Qur'an yang artinya : “Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.” (TQS. Al-Isra : 23)
 
Di dalam sistem kepemimpinan Islam pendidikan agama adalah hal yang utama, terutama masalah birrul walidain. Karena kalimat yang kedua yang diperintahkan oleh Allah selain mengesakan-Nya adalah berbakti kepada orang tua. Oleh karenanya negara akan memfasilitasi rakyatnya untuk mendapatkan pengajaran pendidikan agama. 

Bagi anak laki-laki yang sudah baligh negara akan memberikan lapangan pekerjaan agar anak dapat mencari nafkah yang layak. Sehingga mampu untuk membiayai orang-orang yang menjadi tanggungannya termasuk kedua orang tuanya.
 
Dalam negara Islam tidak akan ada penelantaran terhadap orang tua karena anak telah mengurus orang tuanya masing-masing. Implementasi dari pendidikan Islam akan membentuk pribadi-pribadi muslim yang mulia. Taat kepada Allah dan Rasul-Nya serta hormat dan patuh terhadap kedua orang tua. Sehingga kewajiban birrul walidain (berbakti kepada orang tua) bukanlah hal yang sulit untuk dilakukan. Inilah kemuliaan dari sistem Islam dan bentuk tanggung jawab negara dalam mengurus rakyatnya.

Wallahu a'lam bishawab

Oleh: Julfaningsih, S.PdI.
(Sahabat Topswara)
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar