Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Begitu Murah Harga Nyawa, Islam Solusinya


Topswara.com -- Palembang - Duel maut di antara dua ABG berinisial AL (17) dan HA (16) terjadi di OKU Selatan, Sumatera Selatan. ABG berinisial AL tewas gegara ditusuk HA dengan pisau. "Iya, informasinya benar," ucap Kapolres OKU Selatan AKBP Indra Arya saat dimintai konfirmasi detikcom, Sabtu (9/10/2021). Acep mengatakan cekcok dari dunia maya berlanjut di dunia nyata. AL diduga lebih dulu mencekik dan mendorong HA hingga jatuh ke parit.
"Karena tidak terima dicekik, didorong ke parit, dan dicaci maki korban, pelaku mendekati korban dan menusukkan pisaunya," ucapnya.

Dia mengatakan HA kabur ke pondok kebun milik pamannya. Di sana, pelaku berusaha minta dijemput keluarganya karena ketakutan. "Setelah menusuk korban hingga tewas, pelaku ini kabur. Dia minta jemput sama keluarganya karena ketakutan ketika bersembunyi di sebuah pondok di kebun milik pamannya," kata Yuli.

"Dari hasil penyelidikan dan kooperatifnya keluarga pelaku, pelaku kita tangkap tanpa perlawanan kemarin. Pelaku juga mengakui semua perbuatannya," terangnya.
"Pelaku HA dan barang bukti sajamnya sudah diamankan di Mapolres. Pelaku kini ditahan dan dijerat tentang tindak pidana kekerasan terhadap anak di bawah umur yang menyebabkan korban meninggal dunia," jelas Acep.

Kemajuan teknologi merupakan suatu yang alamiah akan terjadi ketika zaman mulai berubah. Hal-hal yang biasanya dikerjakan oleh tangan manusia sekarang menggunakan mesin, itu semua karena kemajuan teknologi. Misalnya, zaman dahulu petani  menanam padi dengan mengunakan tenaga manusia. Mulai dari mencangkul, menyemai bibit hingga penyemprotan dan menuai panen pun menggunakan tangan manusia dan dibantu dengan sapi atau kerbau. Alhamdulilah berkat kemajuan teknologi dan penemuan anak bangsa mulai dikenal mesin pembajak sawah dan lain-lain.

Seiring berjalannya waktu alat komunikasi pun mengalami kemajuan mulai dari telpon menggunakan uang logam akhirnya ada alat komunikasi yang namanya handphone yang sekarang ini semakin canggih. Komunikasi juga semakin lancar walau dari jarak yang jauh namun serasa dekat.

Namun ada hal yang sangat membuat kita tercengang. Kemajuan teknologi juga diikuti dengan dampak negatif. Banyak generasi juga yang akhirnya kecanduan gadget karena mereka terjebak game online. Permainan yang mampu menimbulkan petaka karena efek dari permainan ini sangat mengerikan. Karena selain menghabiskan waktu berjam-jam. Efek lainnya adalah luapan emosi dari permainan ini hingga menimbulka petaka seperti saling ejek hingga menimbulkan percekcokan dan menyebabkan kematian.

Tidak dipungkiri bahwa game ini banyak menimbulkan keburukan yang itu sudah kita saksikan. Karena para pemain game online ini mampu membuat penikmat /pecandunya melakukan tindakan kriminal, seperti : kemalasan, kekerasan dalam rumah tangga (ketika seorang anak sibuk bermain game online dan tidak mendengar panggilan ibunya hingga terjadi pemukulan atau pelemparan benda kepada si anak) pencurian, pemalakan hingga percekcokan yang mengakibatkan kematian.

Ironisnya game online ini sangat disukai karena ada iming-iming materi belum lagi ada event-even yang hadiahnyapun fantastik. Jika kita amati sebuah game yang itu dijadikan perlombaan tingkat nasional tentunya membutuhkan ijin kepada lembaga negara tertentu. Artinya negara tahu bahwa game online ini ada dan dampaknya pun sudah banyak kita saksikan. Ternyata dampaknya adalah hal-hal negatif. Adakah pihak korporasi dan oligargi bermain ditengah kerusakan generasi secara khusus dan rakyat secara umum?

Ini semua tidak lepas dari sistem yang diadopsi di negara ini. Sistem kapitalis yang hanya mencari keuntungan materi semata tanpa melihat dampak buruk yang terjadi. Harusnya negara mampu menghentikan permainan berbahaya ini. Karena terbukti mampu menimbulkan kenyamanan dalam bermain hingga lupa untuk membangkitkan pemikiran rakyat untuk membangun negara ini.

Penduduk negara ini yang mayoritas Muslim harusnya mampu menjadi generasi yang unggul sebagaimana generasi yang lalu. Namun faktanya jauh panggang dari api. Generasi muda saat ini tenggelam dalam hal-hal yang kurang bermanfaat bahkan justru mengundang bahaya.

Peran negara sebagai pelindung dan pengurus rakyatnya pun tak kelihatan. Sistem yang diadopsi ntekah berhasil menjauhkan fungsi riayah dari negara terhadap rakyatnya. Alih-alih menjaga generasi muda supaya tetap produktif, para pemegang kebijakan justru terkesan acuh tak acuh.

Dalam sistem kapitalis tolok ukur kehidupan adalah materi kepuasaan dan kebahagiaan hanya diatur dengan kenyamanan dunia dengan meninggalkan akhiratnya. Jadi wajar jika saat ini negera ini dalam kondisi terjajah secara pemikiran karena game online menjadi solusi atas kenyamanan hidup. Harapan memperoleh materi ternyata hanya menimbulkan kerusakan disana sini, kebagian sejati ternyata tidak lahir dari sistem kapitalis.

Allah SWT berfirman:
"Tidakkah mereka memperhatikan berapa banyak generasi sebelum mereka yang telah Kami binasakan, padahal (generasi itu), telah Kami teguhkan kedudukannya di bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu. Kami curahkan hujan yang lebat untuk mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa-dosa mereka sendiri, dan Kami ciptakan generasi yang lain setelah generasi mereka." (TQS. Al-An'am [6]: Ayat 6)

Maka umat ini harus bangkit dengan mengadopsi sistem Islam secara kaffah. Agar mampu menyelesaikan semua persoalan yang ada. Mampu menghasilkan generasi yang unggul sehingga bisa mewujudkan peradapan yang gemilang. Didukung dengan kemajuan sains dan teknologi. Dengan begitu negeri ini akan bangkit, tidak terlena dengan tipu daya kenikmatan dunia, termasuk game online.

Hanya dengan sistem Islam yang pernah berjaya selama dan menguasai 2/3 dunia, maka negeri ini akan  menjadi negara adidaya dan tak tertandingi. Islam adalah ajaran yang memiliki solusi tuntas dalam menyelesaikan segala persoalan kehidupan maka jika diterapkan akan menjadi rahmatan lil'alamin.

Wallahu a'lam bishawab

Oleh Daliyem 
(Pegiat Literasi)
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar