Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Prancis Himbau Warganya Tinggalkan Pakistan, Pengamat: Ada Perbedaan Persepsi dan Kepentingan


Topswara.com -- Menanggapi sikap Prancis yang menghimbau warganya untuk meninggalkan Pakistan, Pengamat Politik Internasional Budi Mulyana S.IP, M.IP menilai ada perbedaan persepsi dan kepentingan.

"Ada perbedaan persepsi dan kepentingan antara pemerintah Pakistan dengan warganya terkait aksi penistaan Nabi Muhammad saw yang dilakukan Perancis," tuturnya kepada Topswara.com, Ahad (18/4/2021). 

Menurutnya, perbedaan inilah yang menjadikan aksi tersebut justru dianggap berseberangan dengan apa yang diinginkan oleh Pemerintah Pakistan. “Penangkapan, bahkan sampai pelarangan Tehreek-e-Labaik Pakistan baru-baru ini menunjukkan hal tersebut. Semestinya sebagai salah satu negeri Muslim yang besar, Pakistan menunjukkan keberpihakannya kepada kepentingan Islam," ungkapnya.

Ia menuturkan, membela hak-hak umat Islam, termasuk di dalamnya mengecam penistaan terhadap Nabi Muhammad SAW yang dilakukan oleh Perancis.“Bukan alih-alih meredam aksinya dan menahan pemimpinnya bahkan melarang organisasinya,” tegasnya.

Menurutnya, hal inilah yang menunjukkan perbedaan persepsi dan kepentingan tadi. “Pemerintah Pakistan telah tercerabut perasaannya dari perasaan umat Islam di sana," tandasnya.

Ia menilai pemerintah Pakistan lebih mementingkan relasi internasionalnya dengan Barat. "Kepentingan agenda sekularisme Barat ditimbang kembali pada jati diri sebagai negeri Islam yang semestinya membela kepentinga-kepentingan Islam," ungkapnya.

Ia mengatakan, ini menjadi hal yang mestinya menyadarkan umat Islam di sana, bahwa rezim yang berkuasa tidak dapat menjadi perpanjangan tangan kepentingan Islam dan kaum Muslimin. 

"Harus didorong lahirnya kekuasaan yang benar-benar membela Islam dan kaum Muslimin," pungkasnya. [] Munamah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar