Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Ustazah Fika Komara: Dzirwatu Sanam telah Mengangkat Umat Islam Menjadi Pemain Utama Politik Global


Topswara.com -- Aktivis Muslimah sekaligus Chief Executive Officer (CEO) Institut Muslimah Negarawan Ustazah Fika Komara mengatakan Dzirwatu sanam telah mengangkat umat Islam menjadi pemain utama politik global. 

"Sungguh dahulu, sang Dzirwatu Sanam ini telah mengokohkan kesadaran politik umat Islam, mengangkatnya menjadi pemain utama dalam politik global -bahkan kaum Muslimahnya," tulisnya dalam buku Geopolitik Ibu Jilid 1 Menanamkan Cita-cita Jihad pada Generasi, diterbitkan oleh IMUNEPRESS, cetakan ke-1 Oktober 2020.

Fika menjelaskan bahwa jihad adalah puncak keagungan Islam (Dzirwatu sanam) dan merupakan metode dasar dalam Islam untuk mengemban dakwah Islam ke luar negeri. Jihad juga berarti mencurahkan kemampuan untuk berperang demi meninggikan kalimat Allah secara langsung, atau dengan bantuan harta, pemikiran, memperbanyak perbekalan, dan lain sebagainya.

Ia juga menegaskan, bahwa jihad tidak bisa dipikul oleh perorangan ataupun kelompok, melainkan harus oleh negara. Sehingga jihad merupakan aktivitas pokok Daulah Islam setelah penerapan hukum-hukum Islam di dalam negeri, yang bertujuan untuk menghilangkan berbagai bentuk halangan fisik yang menganggu dakwah Islam.

Fika juga mengungkapkan kondisi kaum Muslimin saat ini sangat terpuruk akibat meninggalkan aktivitas jihad. Mereka diperdaya oleh musuh-musuh Islam di arena politik global dan terjebak pada sekat-sekat geopolitik sekuler yang memecah kekuatan umat.

Fika juga menjelaskan bahwa untuk menegakkan aktivitas jihad, umat Islam wajib memahami geopolitik Islam, yakni pengaturan ruang hidup umat Muhammad dengan aturan-aturan Islam baik di dalam maupun luar negeri, sehingga tumbuh menjadi umat terbaik berdasarkan kontrol syariat Islam terhadap zona geografis yang dimilikinya. Ia juga mengajak kaum Muslimin untuk kembali merengkuh cita-cita geopolitik Islam, merajut persatuan, dan menegakkan jihad untuk membebaskan manusia dari penghambaan terhadap thagut

Selanjutnya, Fika mengingatkan bahwa prinsip dan cita-cita geopolitik Islam bukan untuk mengejar dunia, namun semata-mata untuk menyebarkan Islam sebagai rahmat semesta alam.

"Inilah prinsip dasar dan cita-cita geopolitik Islam, bukan untuk cinta kekuasaan (hubbus siyadah), atau haus darah dan kekayaan. Bukan pula untuk kenikmatan intelektual dan kemewahan berpikir, melainkan tidak lain untuk menyebarkan Islam sebagai rahmat semesta alam," tulisnya.

Ia menjelaskan bahwa pelaksanaan jihad di dalam Islam harus didahului dengan seruan untuk memeluk Islam dan tawaran membayar jizyah.

"Khilafah Islam tidak pernah memulai peperangan menghadapi musuh-musuhnya, kecuali setelah disampaikan kepada mereka tiga pilihan: memeluk Islam; membayar jizyah, yang berarti tunduk kepada Khilafah Islam, jihad memerangi mereka jika dua pilihan sebelumnya ditolak," jelasnya.

Ia membeberkan bahwa saat dakwah dan jihad di luar negeri bertemu dengan misi ri'ayah (pengaturan) hukum Islam di dalam negeri, menjadikan bangsa-bangsa yang ditaklukkan melebur menjadi satu umat, yaitu umat Islam. Mereka semua merasakan keadilan dan keindahan hidup dalam naungan Islam, serta melahirkan ulama-ulama hebat.

"Mereka akhirnya melebur dengan bahasa, budaya dan tradisi yang satu, yaitu Islam. Dari bangsa-bangsa yang telah dilebur dengan Islam itu pun lahir para ulama hebat sekaliber Imam Bukhari, at-Tirmidzi, az-Zamakhsyari dan lain-lain," pungkasnya. [] Nurwati
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar