Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Pemuda Penerus Peradaban Islam, Kembalilah!


Topswara.com --  “Apabila ingin melihat suatu negara di masa depan, maka lihatlah pemudanya hari ini." (Yusuf Al Qaradawi, ulama besar Mesir kontemporer) 

Pemuda merupakan bibit unggul yang akan meneruskan suatu peradaban hingga datangnya akhir zaman. Apabila menginginkan peradaban jaya di masa depan, maka lakukan perubahan terhadap pemudanya. 

Perubahan suatu peradaban tidak lepas dari pemahaman politik suatu negara. Politik yang dijalankan harus politik bersih, yaitu politik yang ajarannya berasal dari Allah Sang Maha Suci. 

Baru- baru ini, Indikator Politik Indonesia melakukan survei pada 4-10 Maret 2021 kepada 1.200 pemuda berusia 17-21 tahun. Survei menunjukkan anak muda masih galau melihat perlunya perubahan politik dan ketidakpahaman dengan sistem politik alternatif. Meski menganggap politisi dan partai tidak mampu menghadapi persoalan, namun sebagian besar pemuda masih berharap penyempurnaan praktik demokrasi menjadi sebuah solusi.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi mengatakan, masih banyak anak muda yang tidak toleran dalam hal politik, dibandingkan intoleransi pada praktik ritual sosial keagamaan. Hal ini menjadi temuan dalam hasil survei suara anak muda tentang isu-isu sosial politik bangsa pada Maret 2021.

"Isu-isu politik jauh lebih tinggi tingkat intoleransinya ketimbang intoleransi pada tingkat keagamaan," ujar Burhanuddin dalam rilis hasil survei secara daring, Ahad (21/3/2021). 

Burhanudin menambahkan, mayoritas atau lebih dari 50 persen anak muda netral (antara setuju dan tidak setuju) terhadap pernyataan keistimewaan untuk Islam sebagai kelompok agama mayoritas. Pernyataan yang dimaksud antara lain Indonesia harus diperintah sesuai hukum atau syariat Islam. (republika.co.id, 21/3/2021) 

Lantas mengapa anak muda lebih tidak toleran terhadap hal politik? Dan bagaimana seharusnya peran pemuda dalam politik Islam? 

Sekularisme Memisahkan Agama dan Politik

Jika kita tilik kenyataan saat ini, Pemuda zaman _now_ tidak seperti saat masa kejayaan Islam terdahulu yang bervisi besar untuk kejayaan Islam, seperti kisah sangat masyhur nan gagah beraninya Muhammad Al Fatih. Pemuda saat ini terkesan santai, beragama tetapi hanya melakukan ibadah ritual saja. Mereka terbawa arus pemikiran sekuler sehingga memisahkan negara dengan agama. 

Sering kali kita mendengar ketika akan ada pemilihan pemimpin, kaum sekuler mengeluarkan pelurunya kepada umat Islam, nada- nada sindiran terus diarahkan kepada umat, seperti  kalimat "Jika ingin pemimpin Islam maka pindah ke negara Arab saja." Juga tuduhan tidak toleransi, “Kamu bukan Indonesia," dan masih banyak lagi yang akhirnya menggiring pemahaman para pemuda jika ingin beragama maka tidak perlu bawa-bawa politik. Pun bagi yang berpolitik, menggangap tidak perlu membawa agama dalam politik. 

Seperti itulah yang terjadi, sehingga politik seperti buah simalakama jika dipilih. Akibatnya pemuda lebih memilih jalan aman untuk tidak peduli terhadap politik. 

Propaganda kaum liberal ini terkadang terdengar manis, tapi sesungguhnya tidak  demikian. Mereka menyampaikan dengan santun seolah mereka mencintai Islam, padahal mereka ingin memisahkan ajaran Islam dengan politik. 

Mereka katakan bahwa Islam adalah agama yang mulia, agama yang suci bersih, sedangkan politik itu kotor, jahat. Oleh karena itu, mereka sampaikan, ayo kita jaga Islam yang suci jangan sampai masuk ke dalam politik yang kotor dan jahat. Sungguh propaganda manis yang sangat menyesatkan. 

Pemuda Beriman Kembali kepada Ajaran Islam

Tidak ada hal lain yang bisa dilakukan pemuda, selain kembali kepada ajaran Islam secara kafah. Islam adalah agama yang mengatur segala aspek kehidupan manusia. Dari keluarga, sistem ekonomi maupun politik, semua diatur dalam agama rahmatan lil 'alamin ini dengan sangat baik. Karena Allah sang pemilik semestalah yang membuat aturan tersebut. 

Tabiat anak muda itu tidak boleh selalu merasa nyaman. Mereka harus bersuara ketika ada ketidakadilan atau kezaliman. Pemuda harus berpartisipasi aktif ketika melihat kezaliman. Maka harus bergerak untuk merubahnya. 

Mempunyai tujuan jelas menjadi sangat penting dimiliki oleh pemuda Islam. Ibaratnya mereka harus punya road map mau dibawa kemana peradaban ini.

Mengikuti halaqoh atau kajian tentang politik Islam (siyasah  syar’iyyah) akan memberikan maklumat serta arah peta yang jelas kepada para pemuda Islam untuk menentukan bagaimana harus bergerak menuju peradaban Islam. Para pemuda tidak lagi galau atau netral ketika di tanyakan perihal politik karena telah memiliki maklumat tepat dan benar. 

Oleh karenanya, penting sekali pemuda melek politik Islam. Ayo, kembalilah para pemuda penerus peradaban. Jika bukan kita, siapa lagi?

Oleh: Tria Meriza
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar