Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Valentine’s Day: Kudu Gimana?


Topswara.com--"Iih jomblo, kasihan nggak sih?" Seperti itulah gambaran pertanyaan yang sering keluar dari lubuk hati paling dalam seseorang yang sedang merana tanpa adanya kekasih. Nah, mesti bagaimana ya? 

Ya, bagi yang masih menyandang status jomblo, "kudu ikhlas lah." Namanya juga nasib, ya jalani saja. Yang jelas, jelang V-day para jomblo adalah makhluk yang paling merana di seantero jagat. Apa kata dunia?! Sementara dunia merayakan hari kasih sayang, berpinky ria, si jomblo mendekam di rumah. 

Memang si virus pinky ini bikin tersiksa makhluk Tuhan yang satu ini. Makanya dari pada menderita gara-gara terkena virus pinky alias V-D, lebih baik dihindari saja. Setidaknya kita kudu disuntik imunisasi biar kebal sama virus Pinky itu. Istilah netkoholik-nya instal dulu anti virusnya. Mungkin begitu. 

"Emang segitu  hebohnya V-Day? Nah ini yang mau diomongin. Mau, mau, mau? Cekidot deh."

Cinta Tak Boleh Pacaran

Tak kurang di momen V-D malah jatuhnya korban jiwa (jiwa-jiwa yang terzalimi maksudnya). Lihat saja, berapa banyak khususnya kalangan remaja, ABG bahkan AOP (Angkatan Opa) yang abis merayakan V-D yang “selamat?" Mungkin pamitnya akan menjaga si Nona, iya keselamatan bisa dijaga, tapi siapa jamin kehormatannya dijaga? Gak jaminlah ya.

Ingin tahu hasil surveinya? Data survei Kristen Mark pada 2017 menyebutkan, 85% responden menganggap seks sebagai perkara penting pada perayaan Valentine.(nomorsatukaltim.com, 16/2/2020)

Survei yang dilakukan oleh Women's Crisis Center (WCC) mengungkapkan bahwa hubungan seksual pra-nikah meningkat pada saat Valentine. Pada saat Valentine, banyak pasangan berdua-duaan di tempat sepi lalu laki-laki memulai modus dengan mempertanyakan cinta pasangannya dan meminta perempuan untuk melakukan hubungan seksual sebagai bukti rasa cinta mereka.

"Namun setelah berhubungan badan terjadi, sang cowok tidak mau bertanggung jawab dengan berbagai dalih," ungkap Yeni Roslaini, Direktur Eksekutif WCC (kompasiana.com).

Nah, ngeri kan ternyata? Keselamatan boleh terjaga tapi kehormatan begitu remehnya. Justru direngkuh oleh orang yang konon bergelar sang kekasih, cinta dan bla bla… Tragis dan bohong banget!

Padahal yang namanya cinta lebih suci dari sekedar nafsu badan, yang seketika, habis itu ya lewat. Cinta itu suci, bersifat melindungi bagi yang dicintai, bahkan cinta kadang berbentuk pengabdian terhadap yang dicintai. Bukan malah memanfaatkan momen untuk kesenangan kilat. 

Makanya, kalau masih punya pacar putusin aja deh, daripada menanggung resiko. Resiko beban mental, spiritual, bahkan material. Bisa-bisa gara-gara tuntutan pacar, kalian jadi jual material alias ngangkutin pasir dijual ke tukang material. So, bagi para jomblo sejati ini aman buat kalian, karena tak bakalan maksain ngajak anak tetangga buat jalan, lha anak tetangga masih Paud.

Lain cerita buat yang sudah punya gebetan. Yang ini malah bisa jadi musibah beneran. Kalau tidak jalan di V-D pasti dicemberutin. Kalau jalan, uang jajan pasti tekor. Mana tanggal pas lagi tua-tuanya. Iyalah tanggal 14 begitu. Minimal membelikan hadiah buat dia, nah kalau beli hadiah masa harga belasan ribu, mana tega?

Nah, serba susahkan? Kali ini mendingan jadi jomblo. Mau jalan, jajan tak harus mengeluarkan duit ekstra. Mau tidur seharian pas V-D tidak berpengaruh. Singkat cerita, jomblo DG alias derita gue, yang merayakan V-D, DL derita lo!

Valentine yang Asli

Pada awalnya, V-D tak ada hubungannya dengan kasih sayang sama sekali. Konon ada sebuah upacara tradisional memperingati Dewa Lupercalia, tahu gak sejak kapan ada? Sejak abad ke-4 sebelum Masehi. Jadul punya kan? Upacara ini tentunya tidak berkaitan dengan satu agama pun dari zaman kita hidup sekarang.

Dewa Lupercalia ini berkaki dan berkepala kambing, komplit dengan tanduknya. Reputasi dewa ini yang lain adalah dia dianggap sebagai lambang kesuburan (reproduksi) atau lambang seks. Dia menikahi Dewi Aphrodite yang melahirkan anak rupawan yang dinamakan Eros (Cupid) yang dianggap sebagai Dewa Cinta yang selalu membawa panah cinta. Ini masih kurang seru dongengnya. Yang lebih serunya adalah Cupid diceritakan menggauli ibunya sendiri karena ibunya tertarik ketampanannya. Lengkaplah sudah mitos yang merusak ini. 

Dan perayaan jadul yang tak bermutu ini digelar setiap tanggal 15 Februari. Namun untuk mengakomodir masyarakat yang hobi tapi doyan sama mitos dan pesta pora, tahun 494 M, Paus Gelasius I mengubah upacara Lupercalia menjadi perayaan resmi pihak gereja. Dua tahun kemudian, sang Paus mengganti tanggal perayaan tersebut menjadi 14 Februari yang bertepatan dengan tanggal matinya Santo Valentine, sebagai bentuk penghormatan dan pengultusan kepada Santo Valentine. Dengan demikian perayaan Lupercaria sudah tidak ada lagi dan diganti dengan "Valentine Days."

Siapa lagi si Santo ini? Dia adalah seorang pendeta Nasrani bernama Valentine. Semasa hidupnya, selain sebagai pendeta ia juga dikenal sebagai tabib (dokter) yang dermawan, baik hati dan memiliki jiwa patriotisme yang mampu membangkitkan semangat juang. Namun masalahnya kala itu kaisar melarang prajurit menikah, biar kalau perang tak loyo. Tuh kebangeten banget kan si Kaisar? Ya enak di kaisar gak ikut perang, lha ini prajuritnya disuruh perang melulu.

Sebagai agamawan yang tak ingin melihat manusia menderita gara-gara memendam cinta, diterpaksa melakukan tindakan subversi yang bertentangan dengan hukum kaisar. Pendeta Valentine berusaha menolong pasangan yang sedang jatuh cinta dan ingin membentuk keluarga. Pasangan yang ingin menikah lalu diberkati di tempat yang tersembunyi. Namun rupanya, sang kaisar mengetahui kegiatan yang dilakukan oleh pendeta tersebut, dan kaisar sangat tersinggung hingga sang pendeta diberi hukuman penggal oleh Kaisar Romawi yang bergelar Cladius II. 

Sejak kematian Valentine, kisahnya menyebar dan meluas, hingga tidak satu pelosok pun di daerah Roma yang tak mendengar kisah hidup dan kematiannya. Cerita itu tersebar secara turun temurun, kakek dan nenek mereka mendongengkan cerita Santo Valentine pada anak dan cucunya sampai pada tingkat pengkultusan. Begitu cerita aslinya. Masalahnya, apa urusannya dengan umat Islam? Tak ada!! Mengapa kita mesti repot-repot meramaikan V-D?

Remaja itu…

Tak ngaruh seberapa seringnya kalian ngerayain V-D, seberapa uang yang dihabiskan bahkan seberapa banyak gebetan yang sudah pernah diajak, melainkan hanya nunjukin kalian generasi yang tak berkarakter! Generasi pembebek! Tak kreatif  sama sekali! Memang mau dibilang begitu? Yakin tidak? Maka, kalian kudu berkarakter, buang jauh-jauh angan ngikutin pola hidup yang Ge-Je itu. Intinya, jika masih sama, artinya itu tak kreatif, menjiplak dan ujungnya pasti tertinggal. Sementara kalian harus jadi generasi super yang Orasama bin Laden, harus tampil beda mendobrak kerusakan akibat budaya sampah. Jadilah pembawa kebaikan penebar rahmat.

So, untuk itu kalian kudu punya pondasi yang superkuat. Apa itu? Jawabannya adalah Islam! Islam bukan sekadar agama buat di masjid doang, tapi Islam adalah ideologi. Kalau Islam masih dianggap sebagai ibadah saja, artinya kacamata harus diganti. Karena sudah tak bisa untuk lihat yang jauh. Sementara Islam lebih jauh dan dalam dari sekadar salat dan mengaji.

Rasulullah Saw adalah sosok yang berani tampil beda dan tak mau ikut tren yang pasaran. Beliau mendobrak kebekuan masyarakat dengan dobrakan yang luar biasa. Bayangin deh, semua orang di Makkah saat itu rame-rame menyembah berhala. Beliau tampil beda, dimaki-makinya para penyembah berhala, sembari kasih contoh ibadah yang benar. 

Orang kala itu menganggap punya anak perempuan sebagai aib, makanya begitu lahir cewek ditanem tuh orok. Rasul Saw mengkampanyekan pelarangan pembuhuhan terhadap bayi perempuan. Anak permpuan atau laki-laki sama berharganya di hadapan Allah. Ini baru sosok pendobrak yang mumpuni dan berjaya. Sampai akhirnya sejarah menulis dengan tinta emas, kegemilangan beliau merubah sistem hidup bodoh/jahiliyah yang tak jelas itu menjadi jaya dengan Islam. Bahkan kejayaan terus menyebar sepeninggal beliau, imperium tirani Persia dan Romawi akhirnya rontok, diambil alih Islam. 

Nah, mulai sekarang tanamkan dalam diri kalian semangat perubahan, dari yang be asa menjadi extraordinary. Dan kudu ngikutin contoh dari Rasul Muhammad Saw. Nah, kalau ini beda ceritanya. Kalau mengikuti yang satu ini, dijamin tak bakalan rugi, malah bisa untung beliung. Sebab beliau itu kekasih Allah dan pasti kalau kita mencintai beliau, insyaa Allah bisa terbeli tiket surga. Ada baiknya mengingat pesan beliau berkaitan mengikuti budaya yang bukan budaya yang beliau ajarkan. Ini pesen beliau,

“Siapa saja yang menyerupai suatu kaum, ia termasuk golongan mereka.” (HR. Abu Daud dan Ahmad).

“Tidak termasuk golonganku orang-orang yang menyerupai selain golonganku.” (HR. at- Tirmidzi). 

So, tak mau kan kalian disamakan dengan mereka? Kalau sama, bakal tak kebagian tiket surga dong! Maka, harus beda tapi islami habis. Tinggalkan V-D sekalian pacar kalian! Nah, itu baru luar biasa. Jangan sampai nyemplung lubang biawak, karena jika sudah kecemplung, dijamin susah lepasnya.

“Kamu akan mengikuti perilaku orang-orang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sehingga kalau mereka masuk ke lubang biawak pun kamu ikut memasukinya.” Para sahabat lantas bertanya, "Apakah yang anda maksud orang-orang Yahudi dan Nasrani, ya Rasulullah?" Beliau menjawab, "Siapa lagi (kalau bukan mereka)?" (HR. al Bukhari)

Kesimpulannya, say no to Valentine Day.
Say “U, me, end!” ke pacar. Mulai hidup sehat tanpa virus pinky berbentuk hati dan semua efek sampingnya. Selalu konsumsi nutrisi nurani berlabel Islam dan halal.

Ikuti selalu petunjuk Rasul Saw dan jangan salah pilih teman.
Selamat berjuang! Allah with Us.


Oleh: Yehya Hosein (Pemerhati Remaja)

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar