Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Mengais Rezeki Berkah dari Sampah



Suara motornya yang khas mengagetkanku. Cepat kutersadar dan segera berlari mengambil kantong sampah di dapur. Kutenteng kantong sampah itu dan berlari ke pagar. Alhamdulillah, aku tidak ketinggalan. Senyum ramah Pak Zainal masih menungguku.

"Masih ada lagi bu?" Begitu biasanya dia berucap setelah mengambil sampah dariku. Tangan kurusnya nampak lemah namun cekatan menyusun tumpukan kantong sampah di gerobak motor buatannya sendiri. Dia selalu mengerjakannya dengan tersenyum. Membuatku bertanya-tanya, bagaimana bisa Pak Zainal menahan bau dari sampah-sampah menjijikkan itu?

Suatu hari yang sangat terik. Setelah mengambil sampah, Pak Zainal beristirahat sejenak di depan rumahku. Dengan senyum lebar dan penuh semangat ia bercerita betapa sangat bersyukur bekerja sebagai pengumpul sampah di komplek perumahan ini, di sebuah sudut pinggiran kota Padang. 

"Alhamdulillah, walaupun sampah ini bau dan menjijikkan, tapi memberi kehidupan kepada kami sekeluarga." Begitu ucapnya sambil tertawa. Kemudian dia  menceritakan tentang istrinya yang rajin mencuci bajunya setelah pulang bekerja. Pun tentang kelima anaknya yang sudah dewasa dan bekerja. 

Iseng kubertanya tentang impian beliau di masa tua. Sambil tersenyum, Pak Zainal yang selalu memakai peci haji itu menjawab, "Mimpiku hanya satu Bu, bisa beribadah dan hidup tenang."Jawabannya sedikit mengejutkanku. Aku mengira Pak Zainal memimpikan naik haji karena beliau selalu memakai peci haji.

Pak Zainal lalu beranjak sambil berucap, "Allah itu memang luar biasa Bu. Siapa sangka dari sampah yang di mata manusia kotor, bau dan menjijikkan, bisa membuat kami sekeluarga hidup berkecukupan, in syaa Allah berkah. Makanya saya sangat cinta sama Allah, sampai ke mana pun saya pakai peci ini, karena saya melakukan semua ini niatnya untuk ibadah kepada Allah."

Pak Zainal sudah berlalu jauh. Tinggal diriku yang masih termangu. Serasa ditampar. Malu. Aku yang bekerja di ruangan nyaman, ber-AC, bersih, masih sering mengeluh macam-macam. Aku khawatir diri ini tak lagi menjadi hamba yang bersyukur pada ilahi. Astaghfirullah..

"Dan ingatlah ketika Tuhanmu memaklumkan 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmatku) maka sesungguhnya azabku sangat pedih." (QS. Ibrahim: 7)

Oleh: Lira Mofa Arhas 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar