Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Keadilan, Di manakah Engkau Disemayamkan?

foto: demokrasi.id


Siang itu. Matahari memancar begitu teriknya. Di depan pintu masuk sebuah gedung, ramai kuli tinta menanti hadirnya konferensi pers tentang tertembaknya enam anggota Front Pembela Islam (FPI). Akhirnya, acara yang ditunggu-tunggu pun tiba. 

Munarman, sekretaris FPI menjumpai mereka. Raut wajahnya memang tak nampak seluruhnya lantaran masker yang menutup mulut dan hidungnya. Namun,  suasana duka bercampur kesal tetap tak bisa ia sembunyikan. Tak banyak basa-basi, ia menjelaskan kronologi kejadiannya.

Sebelumnya, santer diberitakan hilangnya enam laskar yang mengawal Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab saat perjalanan dari Sentul menuju tempat pengajian subuh keluarga inti. Keenamnya tak bisa dihubungi dan tak diketahui keberadaannya. 

Selang beberapa waktu setelah pernyataan hilangnya enam laskar, muncul berita bahwa mereka telah terbunuh. Selanjutnyanya, beredar berita yang mengatakan terjadi tembak-menembak antara laskar FPI dan aparat. Dan laskar dituduh memiliki senjata api.

Didampingi rekan-rekannya, Munarman  menjelaskan secara runtut apa yang terjadi hingga hilangnya enam laskar tersebut. Kesedihan mendalam tak bisa ia sembunyikan. Meski begitu, ia berusaha tegar dan tetap bersuara lantang di depan para wartawan. 

Dari uraian Munarman, tergambar jelas bagaimana suasana mencekam yang mereka alami malam itu. Hak memperoleh rasa aman bagi tiap warganegara terasa bagaikan jauh panggang dari api. Nyawa seorang muslim seolah barang murah di negeri yang mayoritas muslim ini.

Ahad (6/12/2020) pukul 22.30 WIB Habib Rizieq Shihab meninggalkan lokasi dengan empat mobil bersama istri, anak, menantu dan cucu beliau, dua bayi dan tiga balita. Sekitar pukul 00.30 WIB, rombongan yang dikawal empat mobil laskar dikuntit sejak keluarnya dari Sentul. Mobil para penguntit berusaha memotong rombongan dan menyetop kendaraan.

Dengan suara lantang dan kegeraman yang sangat, Munarman membantah pemberitaan  adanya tembak-menembak. 

“Fitnah. Ini fitnah luar biasa, memutar-balikkan fakta dengan menyebut bahwa laskar yang terlebih dahulu menyerang dan melakukan penembakan. Kalau betul itu, coba dicek senjata apinya, nomor register senjata apinya, pelurunya, itu semua tercatat, silahkan dicek. Pasti bukan punya kami, karena kami tidak punya akses terhadap senjata api dan tidak mungkin membeli dari pasar gelap,” tuturnya. Allahu akbar!  Allahu akbar! Pekik takbir bersahutan mengiringi akhir penjelasannya.  

Hingga pemberitaan wafatnya enam laskar FPI, pihaknya hanya mendapatkan informasi melalui pemberitaan media. Tidak ada informasi resmi dari kepolisian yang ia dan rekan-rekannya terima. Namun, ia sempat menyampaikan bahwa laskar mengirimkan salah satu voice note (vn) rintihan dari salah satu laskar yang ditembak. 

“Itu artinya, laskar kami dibawa ke suatu tempat. Dan beberapa saat setelah vn dikirimkan, tidak ada lagi HP dari keenam laskar yang aktif kita hubungi,” ungkapnya. 

Munarman pun melanjutkan kisahnya. Setelah mendengar ada laskar yang tertembak, ia menyuruh untuk mengecek ke pintu tol Karawang Timur. Namun tidak didapati mobil laskar di situ, jenazah pun tidak ada. 

“Kalau ada tembak menembak berarti ada jenazah di situ, pasti membutuhkan proses lama untuk evakuasi, tetapi ini tidak ada,” ujarnya sambil menampakkan kekesalannya di depan awak media. Bahkan hingga saat digelarnya konferensi pers, ia mengaku belum mendapatkan akses terhadap jenazah.

Sungguh ironi potret hukum di negeri demokrasi ini. Peristiwa tertembaknya enam laskar FPI cukuplah menjadi bukti bahwa nyawa seseorang begitu murah, seakan tak berarti. 

Berharap demokrasi menegakkan keadilan tampaknya seperti tak ada harapan lagi. Bagaimana tidak, sistemnya saja mengesampingkan aturan Sang Ilahi. Jelaslah bahwa keadilan itu milik Pencipta, bukan makhluk-Nya. Sudah saatnya umat ini bangkit mendekat, mendekap kepada Rabb Ilahi, menegakkan syariat-Nya secara kaffah lagi.

Oleh: Dwi Suryati Ningsih, S.H.
Ditulis ulang dari: akun Youtube Saeful Zaman, diambil (9/12/2020)
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar