Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Urgensi Jamaah Dakwah Ideologis dalam Membina Ibu dan Generasi


Topswara.com -- Sekularisasi yang merambah hampir seluruh sendi kehidupan telah memberikan dampak serius bagi generasi muda Muslim. Baik di dunia nyata maupun ruang digital, pemuda kian dijauhkan dari jati dirinya sebagai Muslim yang memiliki misi perubahan. 

Islam direduksi sebatas identitas personal dan ritual, sementara pola pikir, gaya hidup, serta orientasi perjuangan mereka dibentuk oleh nilai-nilai asing yang bertentangan dengan Islam. Akibatnya, generasi yang seharusnya menjadi pelopor kebangkitan justru kehilangan arah dan peran strategisnya.

Kondisi kaum ibu pun tak kalah memprihatinkan. Peran mereka sebagai ummun wa rabbatul bayt yaitu ibu sekaligus pengatur rumah tangga dan pendidik generasi mengalami degradasi serius. 

Sistem kapitalisme memaksa banyak ibu terjebak dalam logika ekonomi materialistik, dieksploitasi sebagai tenaga kerja murah, sekaligus dijadikan target konsumsi dan standar kecantikan semu. 

Alih-alih dimuliakan dan diberdayakan sesuai fitrahnya, kaum ibu justru menjadi korban sistem yang menafikan peran strategis mereka dalam membentuk generasi.

Digitalisasi hari ini tidak berdiri netral. Ia berada di bawah hegemoni Kapitalisme global yang bukan hanya berorientasi pada keuntungan ekonomi, tetapi juga menyebarkan ideologi batil. Konten, algoritma, dan narasi yang mendominasi ruang digital secara sistematis menjauhkan umat dari pemikiran Islam sebagai ideologi hidup. 

Islam ditampilkan sebagai agama moral dan spiritual semata, bukan sebagai sistem yang mengatur kehidupan.

Negara sekuler turut memperparah keadaan. Dengan paradigma sekularisme, negara memandang generasi muda dan kaum ibu sebagai objek komersial: tenaga produktif, pasar industri, dan target kebijakan pragmatis. 

Pada saat yang sama, negara menjauhkan mereka dari pembekalan Islam secara kaffah. Pendidikan, regulasi, dan kebijakan publik dibangun di atas asas non-Islam, sehingga agama dibatasi hanya pada ranah privat dan individual.

Dengan demikian, akar persoalan sesungguhnya bukan semata degradasi moral individu, melainkan adopsi sekularisme dan kapitalisme sebagai paradigma bernegara. 

Selama sistem ini bercokol, peran Islam akan terus dipinggirkan, dan umat termasuk ibu serta generasi muda akan terus mengalami krisis identitas dan fungsi.

Di tengah penerapan sistem Kapitalisme yang merusak ini, kehadiran jamaah dakwah Islam ideologis menjadi sangat urgen. Jamaah dakwah bukan sekadar kelompok pengajian atau komunitas spiritual, tetapi entitas ideologis yang membina umat dengan Islam sebagai akidah dan sistem kehidupan. 

Pembinaan ini bertujuan membentuk kepribadian Islam (syakhsiyah Islamiah) pada kaum ibu dan generasi muda, agar mereka siap menjadi agen perubahan dan pejuang kebangkitan Islam.

Urgensi keberadaan jamaah ini ditegaskan dalam firman Allah SWT:
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imran: 104).

Ayat ini menjadi landasan kewajiban adanya jamaah Islam yang memiliki visi ideologis dan tujuan perubahan sistemik, bukan sekadar perbaikan parsial.
Sebagaimana yang diteladankan Rasulullah SAW, jamaah dakwah Islam ideologis menjalankan pembinaan umat secara bertahap dan terarah. 

Rasulullah SAW membina para sahabat dengan Islam ideologis, membentuk pola pikir dan pola sikap mereka berdasarkan wahyu, hingga lahir generasi yang siap memikul risalah peradaban. Ibu dan generasi muda mendapat perhatian besar dalam proses ini, karena merekalah fondasi dan penggerak utama perubahan.

Pembinaan (tatsqif) merupakan tahapan awal dalam metode dakwah Rasulullah pada fase Makkah. Pada fase ini, umat dibina secara intensif agar memahami Islam sebagai ideologi, bukan sekadar agama ritual. 

Setelah itu, dakwah dilanjutkan dengan interaksi bersama umat (tafa’ul ma‘al ummah), membongkar kebatilan sistem yang ada dan membangun kesadaran kolektif. Puncaknya adalah istilāmul ḥukmi yaitu penyerahan kekuasaan untuk menerapkan Islam sebagai sistem kehidupan secara kaffah.

Metode inilah yang harus dihidupkan kembali oleh jamaah dakwah Islam ideologis hari ini. Dengan pembinaan yang sahih dan konsisten, kaum ibu akan kembali pada peran mulianya sebagai pendidik generasi berkepribadian Islam, sementara generasi muda akan tumbuh sebagai pelopor perubahan yang sadar visi, tahan uji, dan tidak mudah terkooptasi oleh sistem kufur.

Urgensi jamaah dakwah Islam ideologis bukanlah pilihan, melainkan kebutuhan mendesak umat. Tanpa pembinaan ideologis yang terstruktur, ibu dan generasi muda akan terus menjadi korban sekularisasi dan kapitalisme. 

Sebaliknya, dengan kehadiran jamaah dakwah yang meneladani metode Rasulullah SAW, akan lahir generasi pelopor perubahan yang siap membela dan mengemban Islam kaffah, demi terwujudnya kebangkitan Islam dan peradaban yang diridhai Allah SWT. 

Wallahu 'alam.


Oleh: Lia Julianti 
Aktivis Dakwah Tamansari Bogor
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar