Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Kasus Raya dan Tanggung Jawab Negara


Topswara.com -- Sungguh memilukan! Seorang balita meninggal dengan tubuh yang dipenuhi cacing. Publik pun terguncang dengan kabar tersebut. 

Raya, balita yang tinggal di Sukabumi, Jawa Barat dilarikan ke RSUD R. Syamsudin, SH, Kota Sukabumi Pada 13 Juli 2025 dalam kondisi tidak sadar. Raya mengalami syok hipovolemik atau kekurangan cairan berat. 

Pada tubuhnya ditemukan banyak cacing yang larvanya menyebar sampai ke paru dan otak. Kondisi ini dianggap memperparah infeksi yang menggerogoti tubuh Raya. Infeksi berat atau sepsis yang terjadi pada Raya diduga kuat akibat meningitis atau TBC. Tubuhnya terus melemah hingga akhirnya Raya meninggal dunia pada 22 Juli 2025 pukul 14.24 WIB. (tempo.com, 26-8-2025)

Kasus Raya tak terjadi begitu saja. Raya tinggal di lingkungan yang tidak memenuhi standar kesehatan dan kelayakan. Tidak ada MCK di rumahnya. Raya diketahui juga suka bermain di kolong rumahnya yang padahal terdapat banyak kotoran. 

Layaknya anak-anak yang belum mengerti tentang kebersihan, Raya bermain-main tanpa menyadari bahaya untuk kesehatannya.

Ditambah lagi kondisi keluarga dengan ayah yang mengidap TBC dan ibu yang ODGJ membuat Raya tak mendapat perhatian yang baik. Keterbatasan kondisi kedua orangtuanya menjadikan Raya telantar. Ia mengalami gizi buruk sehingga tubuhnya rentan mengalami masalah kesehatan. Kondisi buruk yang terus-menerus ini merenggut nyawa Raya.

Kasus Raya menjadi alarm keras untuk perlindungan anak. Raya tak terlindungi dari bahaya yang mengancam kesehatannya. Ia juga tak mendapatkan pengasuhan dan perawatan yang layak. Kemiskinan menyebabkan keluarga raya tak mampu membangun rumah yang sesuai standar kesehatan. 

Berbagai respons dari pejabat dan tindakan setelah jatuh korban sungguhlah terlambat. Harusnya negara melalui perangkatnya di daerah mengadakan pengecekan atau upaya pencegahan agar masyarakatnya terhindar dari penyakit atau gangguan kesehatan. Negara dapat mengupayakan berbagai cara dan teknis untuk memberikan perlindungan kepada rakyatnya. 

Namun, negara tak menjadikan itu sebagai prioritasnya. Negara tak melakukan upaya untuk menjamin kesehatan rakyatnya secara maksimal. Negara lalai sehingga rakyatlah yang jadi korban. 

Inilah potret negara sekularisme kapitalisme yang tak punya visi meriayah atau mengurusi rakyatnya. Negara semacam ini justru menyerahkan urusan rakyatnya kepada swasta yang profit oriented atau mencari keuntungan, termasuk dalam urusan kesehatan. 

Pelayanan kesehatan dikapitalisasi sehingga biayanya menjadi mahal. Akibatnya, yang mampu mengakses pelayanan kesehatan hanyalah mereka yang berduit (banyak). Mereka yang tak punya uang harus gigit jari atau menahan sakit karena tak dapat mengakses pelayanan kesehatan.

Kesehatan yang merupakan kebutuhan dasar rakyat tak terselenggara dengan baik. Hak rakyat untuk mendapatkan jaminan kesehatan tak terpenuhi.

Berbanding terbalik dengan sistem Islam. Ketika Islam diterapkan, negara akan berperan sebagai pengurus rakyat dengan semaksimal mungkin. Negara bertanggung jawab penuh dalam menjamin kebutuhan rakyatnya tanpa terkecuali. 

Negara juga memberikan perlindungan menyeluruh kepada setiap warganya tanpa membedakan kaya atau miskin. Mereka yang kekurangan akan dibantu negara sehingga mampu hidup dengan layak, bahkan berkualitas. 

Kesehatan sebagai hak dasar rakyat akan dijamin secara penuh. Rakyat tak perlu mengeluarkan biaya untuk dapat mengakses pelayanan kesehatan. Negara menyediakan pelayanan kesehatan dengan kualitas terbaik dan gratis bagi seluruh rakyat. Birokrasinya pun sederhana. 

Negara tak hanya melayani dalam pengobatan, tetapi juga mengupayakan pencegahan penyakit melalui penerapan hidup sehat. Negara melakukan deteksi dini terhadap sanitasi rumah dan lingkungan. 

Negara membantu mereka yang tidak mampu menyediakan sanitasi rumah yang sehat dan air bersih. Institusi kesehatan akan senantiasa mengecek agar faktor-faktor yang dapat menimbulkan masalah kesehatan dapat dihilangkan atau dicegah.

Negara mampu menjamin kesehatan dengan baik karena memiliki dana yang mencukupi, yakni dari Baitulmal. Sumber dana baitulmal tersebut berasal dari harta milik rakyat seperti pengelolaan barang tambang, hutan, sungai, dan sumber daya alam lainnya.

Ada pos zakat dari baitulmal yang akan membantu keluarga tak mampu seperti Raya. Bila memang seluruh keluarga dan kerabat dari anak tersebut tidak ada yang mampu menafkahi, maka akan ditanggung melalui zakat Baitulmal.

Dengan demikian, tidak ada anak yang telantar akibat kelalaian. Anak akan terawat dengan baik. Negara sebagai periayah urusan rakyat akan bertanggung jawab penuh dalam menjamin terpenuhinya kebutuhan setiap anak dan semua orang. 

Hal itu hanya dapat terwujud ketika Islam diterapkan secara kaffah oleh negara. Negara menjadi penanggung jawab urusan rakyatnya sebagaimana sebagai sabda Rasulullah saw.: “Pemerintah adalah pengurus rakyat dan ia bertanggung jawab atas rakyat yang diurusnya.” (HR. Bukhari)


Oleh: Nurcahyani 
Aktivis Muslimah 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar