Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Deradikalisasi, Gambaran Ketakutan Barat terhadap Peradaban Islam


Topswara.com -- Pada tanggal 2 September Kepolisian Resor Kota (Polresta) Surakarta, melalui Polsek Pasar Kliwon telah mengadakan sosialisasi tentang bahaya radikalisme kepada siswa-siswi SMP 13 Surakarta. 

Menurut Kasat Binmas, pemahaman terhadap bahaya radikalisme merupakan hal yang penting bagi pelajar, supaya mereka dapat membentengi diri dan tidak terpengaruh oleh paham tersebut.

Sementara itu Aiptu Budi Purwanto, Kanit Binmas Polsek Pasar Kliwon menuturkan "Radikalisme dimulai dengan sikap intoleran baik beragama maupun bermasyarakat, yang pada akhirnya mereka akan menganggap kelompok di luar mereka sebagai musuh yang harus dihancurkan dengan menggunakan kekerasan." (Polrestasurakarta.go.id 02/09/2025) 

Usai kemerdekaan HUT RI yang ke 80, pemerintah mulai menggencarkan aksi sosialisasi anti radikalisme yang difokuskan kepada para remaja. Aksi ini merupakan upaya negara dalam menjauhkan generasi muda secara umum dan kaum muslimin secara khusus dari agamanya sendiri. 

Mereka menghalangi setiap muslim untuk memeluk Islam secara sempurna. Siapa saja yang sangat beragama akan dilabeli dengan radikal dan masyarakat dihasungkan untuk menjauhinya.

Pemuda

Radikalisme sendiri merupakan istilah yang di desain oleh Barat dengan sekejam mungkin untuk menciptakan pandangan Islamofobia terhadap masyarakat yang kental beragama. Terutama, masyarakat Islam. 

Dalam hal ini, pemuda menjadi sasaran empuk terkait menggaungkan paham deradikalisasi yang dilakukan oleh pemerintah sebagai kaki tangan Barat.

Barat berupaya menjauhkan pemuda Muslim dari agamanya, sehingga mereka melupakan jati dirinya. Sebab pemuda yang berfalsafah Islam akan menyadari bahwa kehidupan yang jauh dari agama Islam adalah kehidupan yang bathil, penuh kezaliman, dan tidak diridhai oleh Allah. 

Dengan kesadarannya mereka tidak akan tinggal diam membiarkan agama Allah berada di bawah undang-undang buatan manusia. 

Amar Makruf Nahi Munkar

Selain itu, pemuda yang seperti ini secara otomatis akan berusaha menyebarkan dan mendakwahkan kesadarannya atas kebenaran Islam kepada seluruh manusia di muka bumi ini. Sekalipun kepada pemimpin negara, lalu mengeceknya kepada perubahan, dari kegelapan menuju cahaya Islam. 

Dakwah merupakan salah satu bentuk amar makruf nahi mungkar yang diwajibkan dalam Islam, apalagi terhadap pemimpin yang tidak menerapkan agama Allah dalam meriayah rakyatnya. 

Disisi lain tidak ada kewajiban bagi rakyat untuk mentaati pemimpin yang seperti itu. Puncak dari amar makruf nahi mungkar adalah jihad dijalan Allah, yang kewajibannya telah disebutkan dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 190-193.

Hal ini telah dicontohkan oleh Rasulullah saw saat menyeru raja-raja terhadap Islam, salah satunya Raja Persia yang kemudian menolak dan berujung diperangi oleh Rasulullah Saw.  

Jihad

Jihad akan dilakukan apabila seorang pemimpin suatu negara menolak masuknya dakwah Islam ke dalam negeri tersebut, padahal seluruh manusia mempunyai hak untuk merasakan betapa indahnya hidup di bawah naungan Islam, yang kehidupannya 100 persen akan dijamin oleh negara Islam.

Jihad mempunyai tujuan yang mulia, yakni untuk meninggikan kalimat Allah, maka dalam berjihad ada aturannya. Seperti, tidak memerangi satupun dari anak-anak orang tua dan perempuan, tidak berkhianat, tidak memutilasi mayat, tidak menebang pohon, tidak menghancurkan tempat-tempat ibadah serta memerangi orang-orang yang sedang beribadah di dalamnya. 

Kaum muslimin hanya diizinkan untuk memerangi mereka yang mempunyai kemampuan atau potensi untuk memulai peperangan yakni kaum laki-laki dari golongan kafir harbi. Seperti pesan Rasulullah ketika mengutus raja najasy dalam suatu peperangan, beliau bersabda 
" اغزوا في سبيل الله، قاتلوا من كفر با الله، ولا تعرف ولا تمثلو ولا تقتلوا الوليد ولا أصحاب الصوامع "
( HR. Ahmad) 

"Berangkatlah (berperang) di jalan Allah, perangi orang-orang yang kafir kepada Allah, janganlah berkhianat, janganlah menipu/mengkhianati harta rampasan, janganlah menipu (dalam perang), janganlah membunuh anak-anak, dan janganlah membunuh para rahib (pemuka agama)." 

Sangat berbeda dengan peperangan- peperangan yang dilakukan oleh orang-orang kafir yang nantinya akan membumi hanguskan wilayah tersebut setelah menyelesaikan peperangan. Serta sangat fatal dengan "kekerasan" yang digambarkan barat dalam paham radikalisme.

Mereka menggambarkan jihad sebagai kekerasan atas nama agama. Sebab, mereka ingin seluruh muslimin mengingkari hingga menafikan kewajiban jihad di jalan Allah.

Sebab, apabila jihad terlaksana, hegemoni Barat sebagai pemimpin peradaban dunia akan benar-benar runtuh dan digantikan oleh Islam. Sebagai pencetak peradaban yang cemerlang, yang sejarah kemajuannya dialami di seluruh dunia dan tidak pernah diragukan keberhasilannya dalam memimpin dunia serta diridhai Allah Swt.


Oleh: Shabira
Aktivis Muslimah 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar