Topswara.com -- Gaza terus mengalami penjajahan kali ini adalah pelaparan masal. Di bawah tekanan blokade berkepanjangan, serangan militer yang terus menghujani, serta pembatasan distribusi bantuan pangan, warga Palestina, khususnya anak-anak dan perempuan telah terjebak dalam krisis kelaparan yang mematikan.
Bukan hanya kehilangan rumah dan keluarga, akses kebutuhan dasar seperti makanan, air bersih, dan obat-obatan sulit mereka dapatkan.
Tragedi ini bukanlah akibat bencana alam, melainkan buah dari konflik politik yang terus berlangsung tanpa ujung. Situasi ini menimbulkan pertanyaan besar: di mana keadilan, rasa tanggung jawab, dan empati dunia terhadap rakyat Palestina?
Data dari WHO mengungkap bahwa lebih dari 50 anak telah meninggal karena malnutrisi sejak blokade diberlakukan. UNRWA badan PBB untuk pengungsi Palestina melaporkan bahwa dari 242.000 balita yang diperiksa, satu dari sepuluh mengalami kekurangan gizi.
Berdasarkan laporan Lembaga Penyiaran Israel (KAN), rakyat Gaza tidak hanya menghadapi kelaparan ekstrem, di sisi lain militer Israel dengan sengaja menghancurkan puluhan ribu paket bantuan yang merupakan bahan pokok makanan dan obat-obatan.
Sebanyak 2,3 juta jiwa kini hidup dalam kondisi kritis akibat pengepungan sistematis selama lebih dari 21 bulan. Banyak di antara mereka yang hanya makan rumput, pakan ternak, atau bahkan tidak makan sama sekali. Menurut standar internasional ini tergolong bencana besar. (CNBCindonesia.com, 23/7/25).
Sungguh ini panggilan darurat bagi dunia. Kebiadaban Zionis Yahudi makin menjadi-jadi, bahkan tak dapat diungkapkan dengan kata-kata, seolah mereka bukan lagi disebut manusia. Telah membiarkan krisis kelaparan yang parah.
Makin nyata, bahwa kekejaman Zionis tak cukup dengan retorika, dan berbagai bantuan kemanusiaan. Apalagi zionis senantiasa mendapat dukungan penuh dari AS dan veto AS. Mandulnya PBB makin jelas adanya. Pemimpin muslim nampaknya sudah mati rasa, begitu abai pada seruan Allah dan RasulNya.
Umat Islam telah terpengaruh propaganda Barat sehingga menjadi lemah di mata dunia. Sejatinya itu hanya ilusi, yang ditanamkan oleh para penguasa yang berkhianat, hingga pasukan umat, para ulama, dan rakyatnya pun akhirnya menyerah tanpa ada perlawanan.
Padahal umat memiliki kekuataan luar biasa yang bersumber dari akidah yang kuat. Sejarah panjang telah membuktikan bahwa umat Islam memiliki kekuatan besar yang mampu menjadikan khilafah sebagai negara yang tak tertandingi.
Situasi hari ini layaknya dijadikan sarana untuk membangkitkan kesadaran umat akan solusi hakiki untuk Palestina, yaitu jihad dan tegaknya khilafah. Penyadaran harus terus dilakukan dan makin ditingkatkan seiring dengan bukti nyata kejahatan dan kezaliman Zionis.
Krisis kelaparan di Gaza juga tidak terlepas dari dominasi sistem kapitalisme global yang mendukung penjajahan dan memperlakukan bantuan sebagai komoditas. Islam menolak sistem zalim ini.
Dalam pandangan Islam, kekayaan dan sumber daya seperti makanan, air, dan tanah merupakan hak rakyat dan harus dikelola serta didistribusikan secara adil oleh negara. Tidak boleh dimonopoli apalagi diblokade.
Rasulullah ï·º bersabda:
“Kaum Muslimin berserikat dalam tiga perkara: air, padang rumput, dan api.”
(HR. Abu Dawud)
Lain hal nya dengan peradaban Islam yang memiliki sistem konkret dalam mengatasi kelaparan. Tidak hanya mengandalkan bantuan internasional, tetapi melalui mekanisme pemerintahan yang adil, tanggap, dan sesuai arahan syariat.
Kelaparan bukan hanya persoalan pangan, tapi juga bukti kegagalan sistem kepemimpinan dan distribusi kekayaan. Islam memiliki solusi struktural yang telah terbukti dalam sejarah.
Seperti yang dicontohkan pada masa Khilafah Utsmaniyah, beberapa wilayah seperti Hijaz dan Palestina pernah mengalami krisis pangan karena cuaca ekstrem dan blokade musuh.
Sultan Utsmani, mengirim logistik dalam jumlah besar ke Mekah dan Madinah. Kemudian membangun rel kereta Hijaz untuk mempercepat distribusi. Selain itu juga mengandalkan lembaga wakaf untuk suplai makanan, obat, dan air. Khilafah bersifat tanggap, terpusat, dan bertanggung jawab penuh atas kesejahteraan rakyat.
Apa yang menimpa Gaza adalah bentuk kezaliman besar yang harus segera diakhiri. Penderitaan rakyat Palestina hanya bisa dihapus melalui perubahan sistemik menyeluruh. Dunia telah gagal, dan sistem global saat ini terbukti tak mampu memberikan keadilan.
Solusi sejati hanya dapat ditemukan dalam syariat Islam yang kaffah, melalui tegaknya Khilafah Islamiah yang akan membebaskan umat dari penjajahan, kelaparan, dan ketidakadilan.
Wallahu a’lam bisshawab.
Oleh: Nuril Ma'rifatur Rohmah
Muslimah Peduli Generasi
0 Komentar