Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

80 Tahun Merdeka: Tetapi Masih Numpang Hidup di Sistem Penjajah?


Topswara.com -- Indonesia, sudah 80 tahun merdeka. Dulu dijajah Belanda, Jepang, sekarang katanya sih sudah bebas. Tetapi entah kenapa, kok rasa-rasanya masih kayak "Ngekos" di rumah orang, ya?

Yang kerja banting tulang dari pagi sampe malam, tetap miskin. Yang jujur malah dilindas sistem. Yang ngurus negara? Eh, malah sibuk ngurus suara rakyat kalau lagi deket-deket hajatan pemilu doang. Habis itu? Hilang ke laut. Merdeka macam apa ini?

Merdeka! Dulu teriakan penuh impian dan harapan. Sekarang? Cuma dekorasi. Dulu, kakek nenek kita berjuang, jungkir balik ngusir penjajah. Darah, air mata, dan doa mengalir deras demi satu kata, yaitu merdeka!

Tetapi sekarang, tiap 17-an, kita sibuk lomba makan kerupuk, balap karung, tarik tambang dan panjat pinang. Oke, itu lucu dan khas, tetapi setelah bendera diturunkan, tenda dibongkar, dan cat merah putih pudar, apa makna kemerdekaan masih tinggal? Atau jangan-jangan, merdeka sekarang cuma jadi properti konten TikTok dan hastag trending?

Kemerdekaan Hakiki Itu Apa Sih?

Menurut sebagian orang, merdeka itu, bisa pilih presiden (meski pilihannya kayak milih antara micin dan vetsin). Bisa demo (asal izin dan gak kritik penguasa terlalu tajam). Bisa ngomong di media sosial (asal enggak nyinggung penguasa). Bisa ngutang terus ke luar negeri sambil bangga karena “APBN aman” (padahal ekonomi rakyat megap-megap).

Padahal, Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani menjelaskan, "kebebasan sejati bukan berarti bebas mengikuti hawa nafsu atau aturan manusia, tapi bebas dari belenggu hukum buatan manusia dan hanya tunduk pada hukum Allah SWT."

Dan Syaikh Abu Rustah menegaskan, "negara yang benar-benar merdeka adalah negara yang menjadikan syariat Islam sebagai satu-satunya sumber hukum dan kekuasaan."

Jleb. Jadi, kalau kita masih pake hukum warisan kolonial, sistem ekonomi kapitalis, politik demokrasi sekuler, dan budaya hedonis liberal, artinya kita tuh belum merdeka. Kita cuma pindah dari penjajahan fisik ke penjajahan sistemis. Dari Belanda ke Barat. Dari kompeni ke kapitalis.

"Loh, kan kita negara pancasila?"

Lihat sendiri, sila ke-5 yang berbunyi Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Tetapi yang terasa, rakyat kerja keras, pejabat kerja keras nipu rakyat. Rakyat makan nasi kucing, elite makan sushi di rooftop. Rakyat antre BPJS, elite dikawal ambulans palsu masuk rumah sakit swasta. Akhirnya keadilan sosial itu ada, tapi di lirik lagu upacara, bukan di dapur rakyat.

Lantas, bagaimana caranya meraih kemerdekaan yang hakiki?

Nabi Muhammad SAW telah memberi teladan untuk kita bagaimana dakwah politis tanpa kekerasan.

Beliau gak pernah "Nyaleg" atau "Kampanye partai". Tetapi beliau mengajak umat berpikir, menyadarkan bahwa hanya dengan kekuasaan Islam, seluruh syariat bisa diterapkan. Beliau enggak nunggu momen 5 tahun sekali buat nyolek masyarakat. Setiap waktu adalah momen dakwah. Setiap hari adalah panggung perjuangan. Bukan demi jabatan, tetapi demi ridha Allah Ta'ala.

Dan kalau kita mau jujur, perjuangan mendirikan khilafah adalah satu-satunya jalan buat kita benar-benar lepas dari belenggu penjajah. Khilafah bukan bayang-bayang masa lalu. Dia adalah janji masa depan. Khilafah janji Allah, bisyarah Rasulullah Saw,

“Kemudian akan ada Khilafah ‘ala minhaj an-nubuwwah.”  (HR. Ahmad)

80 tahun merdeka, tetapi utang negara makin naik. Korupsi makin canggih, makin banyak jumlah yang dikorupsi, enggak di level ratusan juta atau miliar, tapi sudah triliun dan pelakunya pun berjamaah. Pendidikan makin mahal, tetapi akhlak makin murah. SDA dikeruk asing, rakyat cuma dapet kerusakan lingkungan beserta debunya. Perempuan makin dieksploitasi, katanya bebas, tapi malah jadi budak konten.

Ini bukan kemajuan, tetapi ini pengulangan penjajahan dengan kemasan lebih canggih dan penuh ilusi.

Oleh karena itu, yuk, merdeka beneran. Merdeka bukan sekadar bebas upacara dan bebas ngomong, tetapi merdeka bebas dari sistem rusak yang tidak berasal dari Allah.

Merdeka itu saat, kita enggak takut hidup miskin karena negara menjamin kebutuhan rakyat. Pendidikan dan kesehatan gratis dan berkualitas. Hukum ditegakkan dengan adil, tanpa pandang bulu. Rakyat hidup dalam ketenangan, karena syariat Allah diterapkan tanpa kompromi. Itulah merdeka versi Islam kaffah.

Itulah kemerdekaan yang diperjuangkan oleh Rasulullah SAW. Itulah cita-cita yang ditanamkan oleh Syaikh Taqiyuddin dan itulah kemerdekaan yang seharusnya jadi PR kita hari ini. Bukan sekadar teriak "Merdeka!" lalu lanjut scroll TikTok.

Merdeka hakiki itu bukan dengan ganti presiden, tapi ganti sistem dari sekuler ke syar’i. Dari demokrasi ke khilafah.
Biar negeri ini gak cuma merdeka secara seremoni. Tetapi juga merdeka secara ideologi. Yuk, move on dari penjajahan gaya baru. Jangan mau lagi numpang hidup di sistem buatan manusia. Waktunya kita balik ke aturan Allah. Waktunya mendirikan Khilafah 'ala minhaj an-nubuwwah. Karena 80 tahun merdeka, tetapi masih dijajah gaya baru? []


Oleh: Nabila Zidane
(Jurnalis) 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar