Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Al-Qur'an Pedoman Hidup

Topswara.com -- "Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)” (QS. Al-Baqarah:185). 

Sebagaimana ayat di atas, Ramadhan merupakan bulan diturunkannya Al-Qur'an sehingga disebut sebagai Nuzulul Qur'an. Tak heran mayoritas kaum Muslim antusias memperingatinya, seperti halnya dengan Kementerian Agama yang menggelar 350 ribu khataman Al-Qur'an pada 16 Ramadan 1446 Hijriah. 

Menurut Kakanwil Kemenag Sulsel, Ali Yafid, saat Nuzulul Qur'an, Al-Qur'an bisa dibaca, diterjemahkan, hingga dipahami. Lalu dibumikan dalam kehidupan sehari-hari apa yang didapatkan dari Al-Qur'an (metrotvnews.com, 16/03/2025). 

Al-Qur'an merupakan mukjizat Nabi Muhammad SAW dan merupakan petunjuk untuk manusia agar berada pada jalan kebenaran dan tidak terjerumus ke jalan kesesatan, sebagaimana firman Allah SWT,

"Kitab (Al-Qur'an) ini, tidak ada keraguan di dalamnya, adalah petunjuk bagi kaum yang bertakwa" (QS. Al-Baqarah: 2).

Allah SWT juga menegaskan pada ayat lain, "Sungguh Al-Qur'an ini memberikan petunjuk ke jalan yang lebih lurus, juga memberi kabar gembira kepada kaum Mukmin yang mengerjakan amal-amal salih, bahwa bagi mereka ada pahala yang besar" (QS. Al-Isra': 9).

Allah SWT menjanjikan kepada manusia yang bertakwa (mukmin), yaitu orang-orang yang dalam hidupnya mengerjakan kebajikan dan mengikuti aturan-Nya, kelak mereka akan mendapatkan pahala sekaligus tempat kembali yang baik di akhirat, yakni surga. 

Selain sebagai petunjuk, Al-Qur'an juga memberikan peringatan kepada manusia agar senantiasa ingat kepada Rabbnya dan hidup dalam aturan-Nya. Dalam surah Al-Furqan ayat 56, Allah SWT berfirman, “Dan tidaklah Kami mengutus engkau (Muhammad) melainkan hanya sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan”.

Allah SWT memperingatkan bahwa kelak akan ada hisab dan azab sekaligus menggambarkan tempat kembali paling buruk, yaitu neraka. 

Memperingati hari turunnya Al-Qur'an sah-sah saja jika dibarengi dengan berhukum sepenuhnya pada Al-Qur'an. Maksudnya, memperingati Nuzulul Qur'an bukan hanya sekadar diisi dengan fokus 'membaca' Al-Qur'an dengan target khataman saja, tapi harus lebih dari itu. 

Setelah mengetahui bahwa Al-Qur'an adalah pedoman hidup, maka sudah sepatutnya mukminin benar-benar mengetahui isinya, dimulai dari membaca beserta artinya, menghapal, mempelajari, memahami, dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. 

Mirisnya, saat ini kehidupan mayoritas Muslim sangat jauh dari pedoman hidupnya yakni Al-Qur'an. Mulai dari maraknya perzinaan, khamr, pencurian, berpakaian tidak sesuai syariat, judi, riba, dan masih banyak lagi aktivitas yang dilakukan manusia yang mengaku dirinya beragama Islam. 

Namun, sejatinya mereka banyak melakukan hal-hal yang Allah larang. Naudzubillahi mindzalik. Celakalah mereka jika mereka belum sempat bertobat kepada Allah dan kembali ke jalan yang benar, kelak mereka akan mendapatkan azab pedih di akhirat. 

Kondisi masyarakat yang jauh dari nilai-nilai Al-Qur'an ini tidak dipungkiri merupakan hasil dari dipisahkannya agama dari kehidupan (sekuler). 

Sistem demokrasi kapitalisme yang kini diemban oleh mayoritas negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia, telah berhasil mencetak kaum Muslim yang tidak mengenal agamanya sendiri. Berdalih tak tahu dengan aturan Islam, menjadikan mereka bersikap 'masa bodo' dan tidak mau mencari kebenaran. 

Padahal majelis-majelis ilmu sudah banyak tersebar baik offline maupun online, tinggal pilihan mau mendatanginya atau tidak? Ditambah manusia telah diberi akal untuk berpikir, dan kelak akan mempertanggungjawabkan apa yang ia lakukan dalam area pilihan ini. 

Demikianlah, negara harusnya menerapkan Islam secara kaffah (keseluruhan) agar umat Islam senantiasa berhukum pada Al-Qur'an. Selama bukan sistem Islam yang digunakan, maka umat Islam akan terus jauh dari nilai-nilai pedoman hidupnya, yakni Al-Qur'an. 

Maka, haruslah sistem Islam itu diterapkan dalam kehidupan, dengan cara mendirikan negara Islam (khilafah). Hanya inilah cara praktis agar Al-Qur'an dijadikan sebagai sebagai rujukan dan pedoman hidup. []


Oleh: Siti Nursobah
(Aktivis Muslimah) 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar