Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Kampanye dalam Demokrasi Penuh Tipu Daya


Topswara.com -- Tahun 2023 menjadi tahun politik bagi para calon-calon wakil rakyat. Mereka mulai melancarkan aksi kampanyenya untuk dapat menduduki kursi pada tahun 2024. Walau KPU sudah menetapkan tanggal resmi untuk berkampanye pada tanggal 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024. (Metrotvnews. 28 Juli 2023).

Namun, sudah banyak calon yang berusaha membangun citra diri di hadapan masyarakkat Indonesia maupun dunia. Dilansir dari CNBC Indonesia media asing kembali menyoroti pemilihan presiden (pilpres) siapa yang saat ini lebih unggul dalam survei.

Ternyata dari media Jepang yakni Nikken Asia merilis artikel bertajuk “Indonesia’s Prabowo leads presidential campaign kicks off Frace highlights growing rift between Jokowi and his Party” yang menuliskan bahwa Prabowo Subianto masih unggul dan akan terus unggul dalam kampanye (CNBC Indonesia, 30 November 2023). 

Kampanye dilakukan oleh semua calon secara bebas, mereka menggunakan cara apapun untuk mendapatkan hati rakyat, tetapi benarkah ini cara yang tepat? Banyaknya buzzer yang berseliweran di sosial media, pencitraan yang dilakukan, maupun adanya black campaign menjadi bahan bakar untuk melakukan kampanye. 

Di balik semua itu, ternyata ketiga paslon capres dilaporkan ke Bawaslu RI karena melakukan pelanggaran (Tribunnews, 27 Desember 2023). Akhirnya masa kampanye menjadi memecah belah masyarakkat. 

Masyarakat saling mendukung pilihan mereka tanpa peduli apapun, menjatuhkan, mencemooh, dan merasa pilihan mereka yang paling benar.

Sistem kampanye dalam demokrasi penuh dengan tipu daya dan janji-janji manis belaka, dapat dilihat dari masa-masa kampanye maupun pemerintahan sebelumnya. 

Demokrasi hanyalah sistem yang mengiming-imingi kesejahteraan rakyat, tetapi pada kenyataannya selama 78 tahun menggunakan sistem demokrasi masyarakat belum sejahtera secara merata. 

Sistem demokrasi yang merupakan sistem buatan manusia, tentu memiliki kecacatan di dalamnya, walau mengusung semboyan “dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat” semua hanyalah semu semata. Nyatanya saat ini masyarakat sengsara di mana-mana, harga pangan yang makin mencekik, rumah yang sudah tidak masuk akal lagi harganya, pun kebutuhan lain yang sulit untuk dijangkau semua kalangan. 

Mereka hanya peduli terhadap sesamanya, pemimpin atau penguasa negeri berselingkuh dengan para pengusaha yang menjadikan demokrasi bukan untuk rakyat, tetapi “dari pengusaha, oleh pengusaha, untuk pengusaha”, oligarki mengakar di mana-mana, dampaknya rakyat yang menjerit sengsara. 

Padahal jelas sekali di dalam sistem Islam, kampanye dilakukan dengan mementingkan umat sebab Islam memandang kepemimpinan merupakan amanah besar yang perlu dipertanggungjawabkan di dunia dan akhirat. Disebutkan pula oleh Ibn al-Batthal yang menyebutkan:

أن الأئمة قد ائتمنهم الله على عباده وفرض عليهم النصح لهم، فينبغي لهم تولية أهل الدين، فإذا قلدوا غير أهل الدين، فقد ضيّعوا الأمانة التي قلدهم الله تعالى إياها

Artinya, “Bahwa para pemimpin telah diberi kepercayaan oleh Allah dan wajib untuk menasihati hamba-hamba-Nya, maka hendaknya mereka menyerahkan kepemimpinan pada ahli agama. Jika mencontoh selain ahli agama, maka mereka telah menyia-nyiakan amanah yang telah dianugerahkan Allah." (Muhammad al-Khadir, Kautsar al-Ma’ani al-Darari, [Beirut: Muassasah al-Risalah, 1995], jilid III, hal.12). 

Kepemimpinan dalam Islam memiliki tujuan yang mulia, bagi siapapun yang menjadi penguasa haruslah Ikhlas dan semata-mata demi kepentingan mengurus umat dengan menerapkan sistem syariat yang sudah Allah perintahkan. 

Memilih seorang pemimpin maupun menjadi seorang pemimpin bukanlah hal yang mudah, tidak hanya berbicara soal amanah, tetapi berbicara soal kepentingan umat, bisakah pemimpin ini membawa umat menuju jalan yang diridai-Nya? Mampukah pemimpin ini menjaga kesejahteraan? Mampukan pemimpin ini menegakkan hukum-hukum syarak?

Oleh sebab itu, memilih pemimpin bukan hanya sekadar beragama Islam, tetapi memilih pemimpin muslim yang dapat mendatangkan rida Illahi dan menerapkan sistem Islam dalam kehidupan sehari-hari, sehingga kehidupan akan dipenuhi oleh rasa aman, nyaman, sejahtera, dan tentunya dirahmati oleh Allah SWT.


Oleh: Salsabila Rusydi
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar