Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Inilah Ketetapan Terakhir Kehancuran 'Negara' Israel [Bagian 5]


Topswara.com -- Al-Qur’an adalah Mukjizat agung yang luar biasa. Apa yang terjadi hari ini seolah membuka mata kita, bahwa apa yang dinyatakan dalam Al-Qur’an semuanya terbukti.

Pertama, Allah befirman, “Tsumma Radadna Lakum al-Karrata ‘Alaihim” (Kemudian Kami kembalikan kepadamu kekuasaan [negara] untuk menguasai mereka) [Q.s. 17: 6]. Hampir semua Mufassir menafsirkan, “al-Karrata” dengan, “ad-Daulah wa al-Ghalabah” (negara dan kekuasaan). Ini didahului dengan kata, “Tsumma” (kemudian), yang berkonotasi jarak antara kehancuran pertama, dengan kembalinya negara ini panjang. Sejak mereka diusir dari Baitul Maqdis, 636 M sampai kembali lagi 1946 M, kurang lebih 1310 tahun.

Kedua, di ayat yang sama, Allah menyatakan, “Wa Amdadnakum bi amwalin wa banin” (Kami membantumu dengan harta dan anak). “Amwal” didahulukan ketimbang “Banin” untuk menunjukkan, bahwa Bani Israel itu memang menguasai ekonomi. Dengan ekonomi mereka bisa membeli siapapun. Itulah makna, “Wa Ja’alnakum aktsara nafira” (Kami jadikan kamu kelompok yang paling besar). 

Mereka berhasil menarik dukungan dari berbagai bangsa dan umat, dengan uang mereka. Itu yang bisa kita lihat hari ini, bagaimana seluruh penguasa dunia hanya bisa mengutuk. Bandingkan, ketika Rusia menyerang Ukraina (Kristen), Turki bisa mengirim jet tempur, dengan alasan untuk melindungi jatuhnya korban sipil. Tetapi, ketika Gaza dibombardir Israel, Erdogan tak sanggup mengirim jetnya. Mengapa?

Ketiga, ketika Allah berfirman, “Faidza Ja’a Wa’du al-Akhirah” (Apabila janji yang terakhir itu tiba) di Q.s. 17: 7, redaksi yang sama, Allah ulang di Q.s. 17: 104, “Faidza Ja’a Wa’du al-Akhirah Ji’na bikum Lafifa” (Apabila janji yang terakhir itu tiba, maka kami datangkan kamu dari berbagai penjuru). 

Allah menggunakan kalimat, “Wa’du al-Akhirah” (janji yang terakhir), bukan “Wa’du at-Tsaniyah” (janji kedua), karena setelah ini tidak ada kesempatan lagi bagi mereka. Ini adalah kesempatan terakhir. Mereka akan dihancurkan untuk selamanya. Ini terjadi setelah mereka mempunyai negara, dan berkumpul di tanah yang dijanjikan, datang dari berbagai penjuru dunia. Itulah makna, “Ji’na bikum Lafifa"


Oleh: K.H. Hafidz Abdurrahman MA 
Khadim Ma'had Syaraful Haramain
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar