Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Don't Worry Be Happy


Topswara.com -- Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اِنَّ الَّذِيْنَ قَا لُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَا مُوْا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَ 
"Sesungguhnya orang-orang yang berkata, "Tuhan kami adalah Allah," kemudian mereka tetap istiqamah, tidak ada rasa khawatir pada mereka, dan mereka tidak (pula) bersedih hati." (QS. Al-Ahqaf 46: 13)

Alhamdulillah, kaum muslimin di Indonesia dipertemukan kembali dengan bulan Ramadhan yang mulia. Suasana kebahagiaan terasa mewarnai setiap rona wajah mereka. Kegiatan ibadah puasa Ramadhan dan ibadah sunnah lainnya terasa kental di penjuru desa dan kota. Hal ini bisa dimaklumi mengingat beberapa kali Ramadhan berlalu dalam dekapan pandemi.

Bahagia dibalik duka. Ini mungkin gambaran kondisi kaum muslimin saat ini. Kebahagiaan yang terpancar ketika menyambut dan menjalani sepertiga Ramadhan ini sebenarnya menyimpan banyak kesedihan. Harga-harga kebutuhan pokok yang melambung tinggi membuat para ibu harus memutar otak agar uang belanjanya cukup untuk menyiapkan sajian Ramadhan bagi keluarganya. 

Belum lagi seabreg problem pemuda yang melanda keluarga muslim. Sikap remaja muslim yang cenderung 'sumbu pendek' hingga mudah tersulut emosinya yang kemudian berujung pada tindak kekerasan. 

Belum lagi pengaruh media sosial dengan berbagai konten unfaedah yang bebas tanpa filter yang tentunya berpengaruh buruk pada pemuda. Di tambah lagi suasana tahun politik yang mulai 'memanas' membuat kondisi masyarakat semakin tidak baik-baik saja.

Kenaikan harga-harga sembako setiap kali Ramadhan sepertinya menjadi tradisi berulang yang harus dirasakan oleh kaum muslimin. Euforia kaum muslimin untuk menikmati indahnya bulan Ramadhan dimanfaatkan oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab demi mendulang keuntungan berlipat. 

Kaum muslimin yang ingin khusyuk menjalankan ibadah pun mau tak mau menerima 'kenyataan pahit' ini. 'Yang penting ada, yang penting bisa tetap menjalankan ibadah puasa" begitu pikir sesaat mereka.

Padahal, apa yang menimpa rakyat Indonesia dengan kenaikan harga-harga setiap Ramadhan ini bisa dikendalikan dan diantisipasi jauh-jauh hari sebelumnya. Tetapi karena sistem ekonomi kapitalisme lebih berpihak pada pengusaha yang kongkalikong dengan penguasa akhirnya tradisi lonjakan harga di setiap Ramadan ini menjadi lumrah adanya.

Adapun masalah remaja yang juga semakin menghantui keluarga muslim ini semakin menunjukkan ketidakmampuan sistem pendidikan di negeri ini untuk mencetak generasi yang berkepribadian dan berkualitas. 

Pemuda yang harapannya menjadi generasi penerus bangsa dan berkarakter pemimpin, malah tumbuh menjadi sosok-sosok lemah emosi, yang sangat mudah menghakimi dan menvzalimi pihak lain yang tak sejalan dengannya. Pemuda yang harapannya bisa menjadi 'qurrata a'yun' bagi kedua orang tuanya malah menjadi pemuda-pemuda penebar ketakutan dan keresahan di masyarakat. 

Demikianlah beberapa masalah yang menyertai kaum muslimin di Ramadhan tahun ini. Di samping banyak lagi masalah lainnya yang juga butuh solusi. 

Penerapan sistem kufur sekularisme kapitalisme terbukti tak mampu membawa kebaikan bagi rakyat Indonesia. Sistem ekonominya tidak mampu mensejahterakan dan menyelesaikan permasalah ekonomi yang bertahun-tahun terjadi dan senantiasa berulang tiap tahunnya. 

Sistem pendidikannya pun tidak mampu mencetak generasi yang berkualitas yang akan membawa Indonesia pada kemajuan, bahkan sebaliknya output pendidikan Indonesia menunjukkan wajah buram pendidikan kita. Di bidang yang lain pun tidak ada kebaikan yang diciptakan oleh sistem kufur ini.

Sistem kufur yang jelas salah dan berdampak buruk ini tentu harus diganti dengan yang lebih baik dan terbukti membawa kebaikan. Dan sebagai seorang muslim, kita harus yakin bahwa sistem Islam lah satu-satunya sistem yang shahih yang akan membawa kebaikan bagi kaum muslimin di dunia dan akhirat kelak. Sistem ini telah terbukti pernah membawa kaum muslimin pada kesejahteraan dan kejayaan hingga berabad-abad lamanya. 

Sistem Islam inilah yang harus kita wujudkan saat ini. Sistem yang berdasarkan pada syariat Islam yang datang dari Dzat Yang Maha Benar, Allah SWT. Allah SWT, Dzat yang kepadanya kaum muslimin senantiasa yakin dan berpegang teguh. Dzat yang kepadanya kaum muslimin bersandar dalam segala keadaan. 

Sungguh, Allah SWT lah satu-satunya yang menjadi penguat dalam segala keadaan. Ketika kaum muslimin yakin hanya kepada Allah, terus Istiqamah berpegang pada syariatnya Allah, maka takkan ada ketakutan, takkan ada kekuatiran, takkan ada kesedihan. Karena kaum muslimin yakin Allah akan senantiasa ada untuk menolong mereka. Allah SWT takkan membebani hambanya dengan ujian dan permasalahan yang tidak akan mampu dipikul hamba-Nya. Yakin itu.

Wallahu a'lam bishshawab.













Oleh: Salma Azizah
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar