Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Beban Hidup Menghimpit, Fenomena Generasi Sandwich


Topswara.com -- Generasi sandwich yang saat ini banyak diperbincangkan menjadi kata terbaru di kalangan anak muda. Generasi sandwich ini merujuk pada anak muda yang kelahiran tahun 1980-2000 an, pasalnya generasi ini digambarkan peran anak muda yang harus menanggung beban keuangan baik untuk orang tuanya hingga tanggungan anak dan keluarganya.

Fenomena generasi sandwich ini muncul akibat ketidakmampuan orang tua mereka dalam mempersiapkan kebutuhan hari tuanya, sehingga anak harus menanggung semuanya. Disisi lain generasi sandwich pun perlu memberikan nafkah untuk anak dan keluarganya, generasi ini rentan terkena stress bahkan depresi karena terus hidup dengan tekanan yang menghimpit mereka.

Menurut Drajat Tri Kartono yang merupakan Sosiolog dari Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) menyebutkan bahwa kondisi ini lahir karena adanya kesenjangan antara generasi lama dan generasi baru, dan kesenjangan ini tercipta dikarenakan pergeseran sosial. Pergeseran sosial ini lebih kuat pada aspek-aspek atau pekerjaan-pekerjaan digital.

Ketika generasi lama sulit untuk beradaptasi dengan perubahan zaman yang otomatis menjadi tidak produktif, generasi muda yang adaptif inilah yang harus menanggung beban lebih besar. Kondisi inilah yang melahirkan sandwich generation.

Diibaratkan sebagai sandwich yang bebannya harus terus ditumpuk, dengan beragam tanggungan ekonomi, maka yang dihadapi generasi ini tentu tidaklah ringan. Ditambah dengan keadaan inflasi yang terus naik dan semakin membebani karena dihimpit oleh tuntutan orang tua dan keluarga.

Dampaknya ini akan sangat berat, jika bebannya tidak bisa diekspresikan dan dikomunikasikan dia akan mencari jalan keluar lain dengan salah satunya pinjaman online. Karena pinjaman online ini dianggap salah satu solusi termudah dengan harapan beban generasi sandwich ini akan berkurang, padahal justru ini akan memicu permasalahan baru.

Di lain sisi, anak yang menjadi generasi sandwich akan merasa bahwa keluarga bukanlah tempat terbaik bagi dirinya, keluarga dianggap sebagai musuh yang terus memberikan tekanan dan tuntutan sehingga banyak anak muda yang memilih untuk terpisah dari keluarga.

Generasi sandwich ini dipandang sebagai masalah sosial tersendiri dikarenakan banyak yang akhirnya mereka rentan mengalami stress, karena terjepit dua tanggung jawab. Sehinnga ia sulit menyiapkan tanggung jawab pensiun bagi dirinya sendiri, dan ketika hari tua mereka menjadi beban bagi anak-anaknya. Akhirnya siklus ini akan terus terulang terus menerus seiring berjalannya waktu

Pemutusan Rantai Sandwich Generations

Drajat menambahkan bahwa generasi sandwich ini berakar dari kesenjangan antar generasi. Menurutnya masalah ini dapat diselesaikan dengan cara menyiapkan jaminan untuk generasi tua. Karena beberapa kasus, kebanyakan orang tua menjadi beban karena mereka tidak punya jaminan untuk hari tua.

Menurut Drajat peran pemerintah sangat penting untuk memberikan jaminan orang tua di umur 60 tahun keatas, karena dengan berkurangnya pengeluaran kepada orang tua maka beban yang ditanggung generasi sandwich ini akan berkurang. 

Drajat juga memberikan saran agar perlu adanya pengontrolan dari pemerintah agar pinjaman online yang saat ini semakin menjerat anak muda seolah dianggap jalan keluar impulsif, perlu adanya edukasi bahwa hal ini akan membuat generasi sandwich terjerat permasalahan baru.

Perlu juga adanya penguatan aspek sosiologis untuk anggota keluarga. Karena seharusnya keluarga harus ditopang teguh bersama keluarga dan anak, bukan menjadi tanggungan satu pihak. (Kumparan.com, 3/12/2022)

Akar Permasalahan Munculnya Generasi Sandwich

Masalah generasi sandwich ini seharusnya bisa kita lihat dari beragam aspek bahkan hingga kita lihat pola aturan hidup yang saat ini dijalani. Aturan hidup dalam menjalankan segala aktivitas, kita seolah luput dari aturan agama. Penerapan sistem kapitalisme yang memisahkan agama dari kehidupan ini, membuat kita jauh dari penerapan syariat sehingga kita bingung dalam menentukan pilihan.

Fenomena ini seharusnya menyadarkan kita terkait penerapannya sistem kapitalisme yang saat ini dijalani adalah sistem yang zalim dan menghasilkan kesengsaraan karena membebankan semua kebutuhan manusia ke pundak individu, dan setiap hari kita saksikan manusia dituntut untuk selalu bekerja lebih berat lagi, lebih panjang lagi waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan uang agar bisa menutupi kebutuhan dan tuntutan keluarga.

Padahal  kebutuhan individu bukan hanya kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Namun juga ada kebutuhan komunal yang juga terus ditanggung individu per individu seperti layanan pendidikan, kesehatan, dan keamanan harus dipikul individu. 

Jika tanggungan ini harus diberikan kepada orang tua yang tidak memiliki kemampuan bekerja, dan bahkan tanggungan ini juga diberikan kepada anak-anak yang belum siap untuk bekerja, maka beban tersebut menjadi berkali lipat di pundak seorang individu.

Dalam sistem kapitalisme solusi yang ditawarkan hanya solusi indivualitas berupa saran yang diberikan agar anak muda saat ini harus punya tabungan, setiap orang harus cermat mengelola keuangan sehingga nanti dihari tua tidak membebani anak-anaknya. Seolah yang dituntut lagi-lagi soal materi dan dipaksa bekerja keras untuk memenuhi kebutuhannya.

Solusi Islam pada Generasi Sandwich 

Berbeda jika aturan yang diterapkan adalah sebuah sistem yang pola pengaturannya berlandaskan dari pencipta alam semesta yakni Allah SWT. Islam tidak membebankan setiap kebutuhan kepada individu, pemenuhan sandang, pangan, papan memang itu dikembalikan kepada setiap individu. 

Tetapi negara juga mensupport sebuah fasilitas berupa adanya kestabilan ekonomi, tidak terjadi inflasi secara terus menerus, harga-harga bahan pangan akan ringan, layanan kesehatan, pendidikan, dan keamanan diberikan secara gratis dan menjadi tanggungan negara, karena ini adalah kewajiban negara untuk memberikannya kepada rakyat secara gratis dan berkualitas.

Dalam sistem Islam dengan sebuah intitusi bernama khilafah, secara individu mengurus orang tua yang sudah berusia senja dan keluarganya bukan dilihat dari standar untung-rugi semata, namun ini adalah kewajiban yang Allah berikan kepada mereka dengan hadiah pahala dan ridha Allah SWT. Mereka akan berasa berlapang dada dan tidak menjadikan orang tua sebagai beban yang menghimpit kehidupannya.

Allah SWT berfirman ayat-ayatnya “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia, dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya” (QS. Al Isra :23)

Imam Ibnu Qudamah dalam Al Mughni mengatakan para ulama telah berijma bahwasannya orang tua yang fakir dan tidak punya penghasilan serta tidak punya harta, wajib bagi anaknya memberikan nafkah untuk mereka dari hartanya. (Al Mughni 11/373)

Jadi dalam setiap individu sebagai peran anak kita memang wajib untuk menyantuni orang tua dan berbakti kepadanya, dan memang peran negara seharusnya turut andil dalam memberikan jaminan kebutuhan rakyatnya agar beban individu bisa sedikit berkurang.


Oleh: Mariam
Sahabat Topswara
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar