Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Ulama Aswaja: Awalnya Berat tetapi Kemudian Terasa Lezat


Topswara.com -- Ulama Aswaja K.H. Rokhmat S. Labib menyampaikan, melaksanakan ibadah seperti shalat yang dirasa berat saat malas memang harus dipaksakan, karena lama-kelamaan akan menjadi lezat dirasakan pelaksananya. 

“Orang yang memaksakan shalat untuk menghilangkan rasa malas itu justru bagus berarti. Dan itu yang harus dilakukan.  Harus paksa hati ini.  Itulah kemudian nanti insya allah, Allah akan  berikan taufik. Itu mungkin hanya pertama, tapi besok rasa berat itu akan  berkurang kalau dipaksakan. Suatu saat  bukan hanya berat, lama-lama hilang dan kemudian menjadi rasa lezat,” ujarnya dalam Kajian Tafsir Al-Wai’e online di kanal YouTube Khilafah Channel Reborn bertajuk Orang yang Mendustakan Agama, Rabu (15/06/2022). 

Tabiatnya manusia sapaan akrabnya Kiai Labib, ketika merasakan capek, sibuk dan malas lalu dipilihkan mau shalat atau tidak, maka akan dipilih tidak. Namun, rasa takut yang ada pada diri manusia membuat terpaksa untuk tetap mengerjakan ibadah seperti shalat. Rasa takut disiksa kemudian memaksakan diri untuk menunaikan shalat adalah perkara yang memang harus dilakukan dan bagus. 

Kiai Labib mengemukakan, bukan hanya shalat saja harus dipaksakan melainkan semua kewajiban. Termasuk misalnya yang mungkin berat  ditunaikan zaman sekarang. Susahnya mencari duit sendiri mungkin terasa berat untuk mengeluarkannya,  apalagi mereka yang hanya menunggu bantuan. 

Tetapi menurutnya, rasa berat itu harus dipaksakan agar besok  berkurang dan berubah menjadi rasa lezat dalam beribadah. 

“Kita mau mungkin cari uang segala macam. Kalau dapat  bantuan diberikan. Sementara kalau kita jatuh miskin negara tidak bertanggung  jawab. Dan terasa berat kemungkinannya bagi kita untuk memberikan. Maka harus dipaksakan. Ketika dipaksa akan berat tadi. Nah, besok rasa beratnya akan berkurang sampai kemudian suatu saat rasa lezat beribadah,” ujarnya.

Ia menuturkan, ibadah yang walaupun awalnya karena rasa terpaksa dan berat, kalau sudah terbiasa bisa menjadi sesuatu yang lezat dirasakan.

Lebih lanjut menurutnya, rasa takut seperti terhadap neraka yang menjadi dorongan keterpaksaan untuk beribadah justru sebenarnya diperintahkan oleh Allah SWT menurutnya. Karena neraka digambarkan oleh Allah SWT dengan sesuatu yang menakutkan agar hati manusia takut, kecut lalu terdorong untuk mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. 

“Justru harus takut kepada  neraka. Kenapa? Allah SWT memerintahkannya. Takutlah kamu  kepada neraka. Terus nggak boleh takut? Emang itu sesuatu yang menakutkan. Jadi banyak ayat  yang memerintahkan untuk takut, dan Allah  menggambarkan tentang dahsyatnya neraka itu untuk apa? Supaya membuat hati kita takut, dan kecut. Ketika takut itu langsung dan membuat kita terdorong untuk mengerjakan apa yang diperintahkan dan meninggalkan apa  yang dilarang,” pungkasnya. [] Atikah Nur/M. Siregar
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar