Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Hanya Berdoa, Bisakah Atasi Bencana?


Topswara.com -- Tahun 2021 menjadi salah satu puncak kasus Covid-19 yang terjadi di negeri ini. Terhitung hingga Minggu (11/7/2021), kasus harian bertambah menjadi 36.197 kasus. Dengan demikian, kasus Covid-19 di Indonesia menembus 2,5 juta atau lebih tepatnya 2.527.203.  Tentu hal ini sangatlah mengkhawatirkan ditambah lagi dengan banyaknya varian virus baru yang masuk ke Indonesia (CNBC Indonesia, 11/7/2021).

Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu’ti menyerukan agar Indonesia mengibarkan bendera merah putih setengah tiang sebagai simbol ungkapan belasungkawa atas banyaknya pasien yang meninggal akibat virus Corona (Covid-19) pada tahun 2021 ini.

Sedangkan Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Helmy Faishal mengatakan pihaknya menyerukan untuk memperbanyak doa dan selawat. (cnnindonesia, 06/07/2021)

Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah untuk menghentikan laju Covid-19 yang sudah terlanjur menyebar ke pelosok-pelosok negeri. Mulai dari Penetapan PSBB, keluarkan Perpu Covid-19, stimulus pariwisata, Pembentukan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, serta yang terakhir Penerapan PPKM.

Namun, sayangnya semua usaha tersebut agaknya gagal menghambat laju penyebaran virus tersebut. Karena memang banyak dari kebijakan pemerintah yang kontradiktif dengan kebijakan Covid-19 itu sendiri. Selain itu sikap tidak tegas dan inkonsisten dalam penerapan PPKM ini, contohnya saja, walaupun PPKM telah diterapkan tapi masih saja ada orang asing yang boleh masuk ke Indonesia seperti yang dikutip dari Kompas.com (4/7/2021), bahwa Indonesia meloloskan 20 Tenaga Kerja Asing asal Cina ke Makassar melalui Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar, pada hari sabtu (3/7/2021).

Alhasil, karena kebijakan yang ada tidak mampu menuntaskan permasalahan Covid-19 yang terus meningkat dari hari ke hari, muncul gagasan doa bersama yang datang dari para penguasa, untuk mencegah penyebaran Covid-19 ini. 

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar mengirimkan surat resmi kepada kepala desa, pendamping desa dan warga desa untuk menggelar doa bersama.

Dalam surat resmi tersebut, Halim mengimbau agar seluruh pihak melakukan doa bersama sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Adapun doa ini dilakukan guna menyikapi kondisi melonjaknya angka Covid-19 di Indonesia.

"Doa bersama dilakukan bersama keluarga di rumah masing-masing," ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (3/7/2021).

Halim berharap doa bersama dapat digelar secara rutin yang dimulai serentak pada hari ini pukul 18.00 waktu setempat di kediaman masing-masing.

"Dalam doa memohon kepada Allah SWT dan Tuhan yang Maha Esa agar pemimpin dan seluruh warga negara Indonesia diberikan kesehatan, keselamatan, dan perlindungan dari wabah Covid-19," katanya.

Tidak dapat dipungkiri, masyarakat di Indonesia mayoritas beragama Islam walaupun dalam kehidupannya telah lama tergerus oleh sistem kapitalisme yang berasaskan sekularisme. Adanya himbauan doa bersama ini menjadi pengakuan bahwa manusia pasti butuh akan pertolongan Allah SWT dalam menghadapi wabah ini.

Bahkan Seorang dikatakan sombong jika tidak mau berdoa pada Allah.

Firman Allah:

ÙˆَÙ‚َالَ رَبُّÙƒُÙ…ُ ادْعُونِÙŠ Ø£َسْتَجِبْ Ù„َÙƒُÙ…ْ ۚ Ø¥ِÙ†َّ الَّØ°ِينَ ÙŠَسْتَÙƒْبِرُونَ عَÙ†ْ عِبَادَتِÙŠ سَÙŠَدْØ®ُÙ„ُونَ جَÙ‡َÙ†َّÙ…َ دَاخِرِينَ Dan 

Rabbmu berfirman: “Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Ku-perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari beribadah kepada-Ku (berdo’a kepada-Ku) akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina (Al-Mu’min/Ghafir [40]: 60]).

Melihat fakta bahwa pembuat kebijakan bahkan semua elemen masyarakat sangat menginginkan pertolongan Allah datang dan berakhirnya wabah ini. Maka tak mencukupkan hanya berdoa tapi juga harus ada ikhtiar Dengan upaya menjadikan solusi Islam, solusi yang berasal dari Sang Pencipta yang menciptakan makhluk yang bernama Covid-19.

Maka bagaimana mungkin Allah akan menolong sementara solusi darinya di abaikan. Jika memang pemangku dan pembuat kebijakan yang telah membuat berbagai kebijakan dalam mengatasi pandemi serta menginginkan pertolongan Allah mereka harus kembali kepada hukum Allah yaitu dengan menerapkan syariat Islam secara kaffah di dalam sistem pemerintahan Islam.
Wallahu a'lam

Oleh: Nisa Andini Putri 
(Mahasiswi Universitas Bengkulu)
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar