Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Permainan Terorisme yang Digaungkan AS, Pengamat: Jadi Bahan Cemoohan


Topswara.com -- Isu teroris yang digaungkan AS dinilai Pengamat Sosial Politik Ustaz Iwan Januar sebagai bahan cemoohan.

“Permainan terorisme yang dipakai justru jadi bahan cemoohan,” tuturnya dalam fanpage Facebook Iwan Januar, Selasa (30/03/2021).

Ia menjelaskan, saat ini Pemerintah AS yang mengklaim diri sebagai polisi dunia, merasa berhak melakukan intervensi militer, aksi spionase berdarah dan operasi militer diam-diam ke sejumlah negara.

“Dinas rahasia Amerika Serikat, CIA, terlibat dalam bom mobil di Beirut, 1985, yang ditujukan untuk membunuh salah satu tokoh tertinggi Hizbullah. Namun meleset dan membunuh 80 orang seketika,” bebernya.

Lebih lanjut ia mengatakan, pemerintah AS terlibat dalam kudeta Presiden terpilih Chili, Salvador Allende, pada 11 September 1973. “Allende yang berideologi sosialis berhasil menaikkan tingkat perekonomian warganya. Namun ia dianggap sebagai ancaman bagi AS, setelah membuat serangkaian kebijakan yang menasionalisasi sejumlah perusahaan asing, termasuk yang berinduk di AS,” imbuhnya.

Ia mengungkapkan, AS tidak pernah diseret ke Mahkamah Internasional, serta tidak pernah dihakimi sebagai pembunuh banyak bangsa di dunia. “Itu karena AS kini sedang berkuasa. Dengan kekuasaannya AS bisa mendikte negara mana saja tunduk pada kekuasaannya, dan bebas menentukan kelompok atau negara yang digelari teroris,” paparnya.

Iwan menilai saat ini AS dan para pemimpin dunia yang jadi para penjilatnya, lupa bahwa roda kekuasaan itu berputar. “Suatu ketika arogansi kekuasaan mereka pasti akan tumbang. Hari ini denyut kekuasaan AS di seluruh dunia sudah melemah. Krisis ekonomi dan politik, juga sosial seperti rasialisme di dalam negeri seperti kanker yang terus menggerogoti sang negara koboi,” tegasnya.

Ia mengungkapkan bahwa keadaan ini membuat AS kesulitan mengendalikan daerah imperium mereka di luar negeri. “Sementara negara-negara besar lain seperti Jerman, Inggris, Prancis juga Rusia siap mengambil alih wilayah-wilayah dominasi AS. Cina dengan kekuatan ekonominya juga menguras tenaga AS dalam perang dagang dan perang mata uang,” imbuhnya.

Ia menjelaskan jika kebangkrutan dan kejatuhan imperium AS itu keniscayaan, bahkan bisa jadi semakin cepat. “Salah satu yang ia cemaskan adalah kebangkitan kekuatan Islam dalam bentuk kekhilafahan yang kini terus bergema di banyak negara, termasuk di dalam negerinya sendiri. AS tak kuasa menahan gelombang kesadaran umat Islam untuk kembali pada agamanya,” bebernya.

“Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan- ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahayaNya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai. (QS. At-Taubah [9] : 32),” pungkasnya. [] Alfia Purwanti.
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar