Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Kapitalisme Bertanggung Jawab atas Rusaknya Generasi


Topswara.com -- Saat berbicara soal generasi, kita mungkin akan berpikir bahwa mereka adalah harapan bangsa dan penerus peradaban. Namun faktanya hari ini, generasi muda di negeri ini seolah tidak pernah usai dengan segudang permasalahan yang terjadi pada mereka. Di bawah ini beberapa kasus atau permasalahan yang terjadi dikalangan generasi muda. 

Dikutip dari beritasatu.com, sebuah video berdurasi 19 detik viral di media sosial menampilkan aksi kekerasan terhadap seorang pelajar berseragam pramuka di SMK Negeri 2 Pangkep, Sulawesi Selatan.

Dalam video tersebut, korban berinisial MA (16) tampak dihujani pukulan oleh pelaku berinisial F (16) di jalan raya depan sekolah, disaksikan sejumlah siswa lain yang justru merekam kejadian dengan ponsel mereka.

Akibat pemukulan tersebut, korban mengalami luka memar di pelipis dan kepala. Polisi menegaskan tidak ada masalah sebelumnya antara keduanya selain senggolan bahu yang memicu emosi (beritasatu.com, Senin 4/8/2025).

Ada juga kasus seorang siswa kelas empat sekolah dasar (SD) di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Sumatera Selatan, berinisial JN (9) menusuk pelajar MTs kelas dua, yakni RI (13) dengan gunting di bagian di leher. Akibat kejadian itu, korban tewas (detik.com, 10/8/2025).

Sungguh dua kasus kasus diatas hanyalah sebagian kecil dari ribuan kasus lainnya. 
Kehidupan generasi hari ini diliputi dengan berbagai kemaksiatan, kejahatan dan kerusakan demi kerusakan.

Dikarenakan sistem kehidupan sekuler hari ini telah melahirkan pola hidup hedonistik, permisif, dan liberal. Standar hidup tidak lagi berpegang teguh pada Islam, melainkan berorientasi pada pencapaian atau keberhasilan yang bersifat materi. Alhasil, generasi makin jauh dari nilai ketaatan kepada Penciptanya, yakni Allah Ta'ala.

Terlebih dengan adanya sistem pendidikan berasaskan sekuler kapitalisme, telah gagal membentuk generasi yang berkepribadian Islam. Output pendidikan sekuler adalah generasi yang tidak tahu jati dirinya sebagai Muslim, sehingga tidak paham bagaimana harusnya berpikir dan bertindak yang benar sesuai misi penciptaan mereka yang harusnya beribadah kepada Allah. 

Firman Allah Subhanahu wata'ala, "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku" (QS. Adz-Dzariyat: 56).

Ibnu Abbas menafsirkan ayat di atas dengan: agar mereka (jin dan manusia) menetapi ibadah kepada-Ku. Ibn al-Jauzi menafsirkan ayat di atas dengan: agar mereka tunduk dan merendahkan diri kepada-Ku (Zâd al-Masîr, 8/43).

Tidak adanya lingkungan sosial yang suportif juga bertanggung jawab membentuk kepribadian generasi. Media hari ini sangat bebas kontrol dan memuat berbagai pemikiran yang merusak generasi.

Mereka bisa mengakses apa saja yang ada di dunia digital. Belum lagi suguhan tontonan berbalut maksiat atau game bergenre kekerasan. Ditambah budaya serta pemikiran asing yang kerap menjadi tren dan kiblat kehidupan generasi muda. Jadilah mereka generasi pembebek yang latah tanpa bisa menyaring benar dan salah sesuai pandangan Islam. 

Artinya, yang perlu dirombak dan dievaluasi bukan hanya guru, orang tua, atau lembaga, melainkan sistem yang diterapkan, yakni sistem sekuler kapitalisme. Karena sistem kapitalismelah yang bertanggung jawan atas kerusakan generasi hari ini. 

Karena jika generasi rusak, maka peradaban manusia hari ini juga turut rusak. Oleh karenanya, generasi unggul hanya bisa terwujud tatkala sistem pendidikannya bertujuan membentuk manusia-manusia cerdas iptek sekaligus kaya imtak (iman dan takwa).

Sungguh berbagai persoalan generasi membutuhkan sistem yang benar-benar mampu memberikan solusi komprehensif, yakni penerapan sistem Islam di bawah institusi negara khilafah. Islam akan menjadikan negara sebagai penanggung jawab segala urusan umat, termasuk membentuk kepribadian mulia generasi.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Kemudian akan ada khilafah yang mengikuti minhaj kenabian” (HR. Ahmad, Baihaqi, Abu Dawud).

Saat bisyarah itu terwujud, maka generasi Islam akan meraih predikat yang telah Allah sematkan, yakni menjadi sebaik-baik umat yang dilahirkan di antara manusia, sebagai pemimpin peradaban cemerlang. []


Oleh: Nita Nur Elipah
(Penulis Lepas) 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar