Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Warung Makan Buka Siang Hari Di Bulan Ramadhan, Jangan Ditunggangi Kaum Liberal


Topswara.com -- Selama bulan Ramadhan 2022, pemilik warung makan di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, tidak boleh buka dan melayani pembeli makan di tempat pada pagi sampai siang hari. Kalau melanggar, warung tersebut akan dikenai sanksi berupa teguran lisan, tertulis, penutupan paksa, hingga pencabutan izin usaha. 

Kebijakan ini dikeluarkan Pemkab Pamekasan dengan tujuan untuk menghormati umat Islam yang sedang menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Kasi Penyidikan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Pamekasan, Rahman Ainur, mengatakan larang penutupan warung itu sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) yang telah ditetapkan Pemkab Pamekasan saat Ramadhan. solopos.com (3/4/22). 

Rahman menyampaikan ketentuan mengenai larangan berjualan makanan dan minuman pada siang hari itu bagi semua pemilik warung. Namun, khusus untuk warung, depot, dan restoran di terminal diperbolehkan buka, karena yang berjualan di terminal khusus untuk orang dalam perjalanan. 

Satpol PP Pamekasan telah menyampaikan ketentuan mengenai larangan membuka warung pada pagi hingga siang hari kepada seluruh pemilik warung di Pamekasan. Selain pemilik warung, ketentuan yang sama juga berlaku bagi pengusaha restoran, depot dan rumah makan. Bagi yang melanggar ketentuan, akan dikenai sanksi, berupa teguran lisan, tertulis, penutupan paksa, hingga pencabutan izin usaha. solopos.com (3/4/22).
 
Pada kenyataannya banyak pihak yang terang-terangan merevisi kebijakan tahun sebelumnya yang melarang warung buka siang hari di bulan Ramadhan. Hal ini tak bisa lepas dari pro dan kontra dikalangan masyarakat. 

Seperti bulan-bulan sebelumnya warung makan tetap beroperasi dengan dalih ekonomi. Seseorang yang berpuasa diharuskan untuk menghormati orang yang tidak berpuasa dengan alasan toleransi.

Di Indonesia, yang mayoritas agamanya Islam menjadi sangat aneh jika harus menghormati orang non Muslim yang tidak berpuasa. Ramadhan ini seharusnya  menumbuhkan Ketakwaan pada setiap Muslim. 

Bulan Ramadhan bagi kaum muslimin sangat istimewa. Di bulan inilah kaum muslimin sedunia serempak menjalankan ibadah puasa sebagai bentuk mengagungkan bulan Ramadhan, dan sudah seharusnya aktivitas kaum muslimin di bulan Ramadhan dipenuhi dengan meramaikan yaitu memperbanyakan aktivitas ketaatan dan ibadah bukan kemaksiatan, senda gurau, belanja dan lain-lain. 

Namun, sangat disayangkan masyarakat dan penguasa pada saat ini pola pikirnya sudah dipengaruhi oleh cara pandang sekuler-kapitalis. Keramaian menyambut Ramadhan yang penuh ketaatan menjadi tidak terasa, kampanye kaum liberal-kapitalis yang sangat massif seringkali berlindung dari kata toleransi dengan maksud agar menghilangkan syariat dan syiar Islam.

Masalah ini bukan hanya soal fiqih saja tetapi kebolehan buka warung di siang hari saat ramadhan akan tetapi soal paradigma kebijakan politik, oleh karena itu kebijakan politik masih berdasarkan mindframe sekuler-kapitalis upaya untuk mengerdilkan syariat Islam, memojokan kaum muslimin dan mengutamakan orientasi ekonomi merupakan nafas kebijakan dari penguasa. 

Semestinya penguasa dan ulama menjadi ra’in yakni memastikan yang wajib berpuasa agar tidak meninggalkan kewajibannya dibanding mempertimbangkan opini menyesatkan dari kaum liberal, secara fiqih memang tidak ada larangan dalam membuka warung saat Ramadhan akan tetapi, Allah mewajibkan kita untuk tidak ta’awun dalam kemaksiatan bahkan hal ini dijelaskan dalam firman Allah SWT sebagai berikut                   ÙˆَÙ„َا تَعَاوَÙ†ُوا عَÙ„َÙ‰ الْØ¥ِØ«ْÙ…ِ ÙˆَالْعُدْÙˆَانِ

Artinya: “Dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” (QS. Al-Maidah: 2). 

Apabila ada sebuah kebijakan agar warung makan saat siang hari di bulan ramadhan harusnya tidak dikuasai kepentingan dari kaum liberal-sekuler, inilah penderitaan yang dialami oleh kaum muslimin jika hidup dalam sistem sekuler-kapitalisme dan liberal bahkan bulan ramadhan sebagai ajang beribadah yang akhirnya tak terkondisikan. 

Akan berbeda jauh saat suasana Ramadhan dalam sistem Islam yang disebut juga khilafah, syiar bulan ini pun akan semakin terasa dimalam serta siang hari diseluruh penjuru wilayah khilafah. 

Saat malam hari keramaian Ramadhan diisi dengan berbagai macam aktivitas untuk menghidupkan ramadhan contohnya: sholat tarawih, berdzikir, membaca Al-Qur'an, I’tikaf, sahur dan lain-lain, kerika siang hari tak ada orang yang minum, merokok dan aktivitas yang dapat membatalkan puasa tampak di publik sekalipun itu dilakukan oleh orang non muslim, musafir yang sedang tak berpuasa. 

Semua itu mereka laksanakan dengan penuh kesadaran untuk menghormati umat Islam yang berpuasa hasilnya, syiar Ramadhan tidak hanya ditampakkan oleh kaum muslimin namun juga non Muslim bukan sebaliknya orang yang berpuasa dimohon untuk menghormati yang tidak berpuasa bahkan dengan alasan ekonomi. 

Lalu sehabis itu waktu mereka pun akan diisi dengan dzikir, membaca Al-Qur'an dan aktivitas ketaatan lainnya, suasana keramaian Ramadhan akan semakin terasa tatkala kaum muslimin menunggu waktu ifthar atau berbuka puasa. 

Inilah keramaian di bulan Ramadhan yang penuh dengan aktivitas ibadah dalam sistem khilafah tidakkah kaum muslimin ingin kembali berada dalam sistem ini sehingga bisa beribadah dengan tenang bsik secara individu dan diruang publik? mari kita perjuangkan Islam sampai tegaknya kembali khilafah dan Islam diterapkan secara kaffah. 
Wallahu’alam bishawwab


Oleh: Yafi’ah Nurul Salsabila 
(Alumni IPRIJA Dan Aktivis Dakwah)
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar